Archie berjalan menuju tiang besi berwarna emas dan hitam di sebelah kanan gerbang. Sebuah kotak pemindai ada di sana. Archie mengarahkan ponselnya pada kotak itu lalu terdengar bunyi bip. Namun, gerbang itu tidak terbuka. Ia mencobanya sekali lagi. Lagi, dan lagi. Pintu besar itu masih bergeming.
“Apa ada masalah?” tanya Mita yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Archie. Tio juga diam mengamati gerbang dan alat itu bergantian.
“Tidak ada.” Archie menjawab singkat tanpa menoleh. Ia sendiri heran mengapa gerbang itu tidak terbuka.
Apa pemindainya bermasalah? Atau gerbangnya macet?
Tiba-tiba ia menoleh memandang keluarga bahagia itu. Manik gelapnya beradu dengan Mita.
Apa mungkin ….
Jikalau tadi, satu keluarga yang terdiri dari empat orang ia masukkan dalam waktu bersamaan, kali ini ia mencoba cara lain. Ia memisahkan nama mereka dan memindainya secara individu. Setelah bunyi bip ketiga, gerbang itu terbuka.
“Whoaaa!” seru Dika dan Dito bersamaan. Orang tuanya juga tampak lega melihat pintu besi itu perlahan bergerak ke samping.
Mita berjongkok di depan mereka sambil tersenyum. “Keren ‘kan gerbangnya? Mau lihat dalamnya? Kata Om itu, nanti kita semua akan tinggal di dalam,” katanya. Ia mengusap lembut rambut mereka.
“Mau!” seru Dito.
“Asyik!” Dika tidak mau kalah.
“Bisa main awan sepuasnya!”
“Seperti permen kapas!”
Mita dan Tio tertawa melihat kepolosan buah hatinya. Mereka pun berdiri dan menggandeng tangan mereka masing-masing.
“Silakan masuk!” Archie menggeser posisinya ke samping supaya Tio dan Dika lewat lebih dulu. Ketika Mita melewatinya sambil menggandeng Dito, Archie berdiri menghalangi. “Maaf, hanya satu orang lagi yang masuk,” katanya datar.
“Apa maksudmu?” tanya Mita tak mengerti. Ia melempar pandang pada suami dan anaknya di belakang Archie.
“Gerbang ini terbuka untuk orang yang berhak masuk. Hanya satu di antara kalian yang diizinkan masuk, selain mereka.” Archie menunjuk sosok Tio dan Dika.
“Apa? Bukannya tadi kamu bilang semuanya?!” protes Mita.
“Memang. Tapi, rupanya yang Maha Kuasa punya rencana lain. Salah satu dari kalian masih hidup,” jelas Archie.