Hari demi hari, Jaeho dan Anita bekerja tanpa lelah untuk mewujudkan impian mereka. Setelah diskusi panjang dan persetujuan bersama, mereka sepakat untuk mendirikan perusahaan dengan nama "QuantumShift Technologies." Nama itu dirasa tepat karena menggambarkan perubahan mendasar yang mereka ingin bawa ke dunia, sebuah lompatan kuantum dalam cara manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan suntikan investasi sebesar 200 miliar dari Anita, mereka memiliki dana yang cukup untuk memulai operasional. Langkah pertama adalah mencari lokasi kantor yang strategis. Setelah meninjau beberapa lokasi, mereka akhirnya menemukan sebuah gedung yang megah di kawasan bisnis utama kota Seoul. Gedung tersebut memiliki ruang yang luas, memungkinkan mereka untuk menampung seluruh departemen yang akan dibangun.
“Gedung ini sempurna,” kata Jaeho dengan mata berbinar. “Kita bisa menempatkan divisi teknis, pemasaran, serta pengembangan proyek di sini.”
Anita mengangguk setuju. “Aku juga suka lokasinya. Dekat dengan pusat pemerintahan dan mudah diakses dari mana saja.”
Langkah berikutnya adalah merekrut CEO yang kompeten untuk mengelola QuantumShift secara profesional. Mereka melakukan serangkaian wawancara dengan berbagai kandidat berpengalaman. Akhirnya, pilihan mereka jatuh pada Park Tae-jin, seorang pria berusia 45 tahun yang memiliki pengalaman luas di bidang teknologi dan manajemen perusahaan besar. Tae-jin pernah memimpin beberapa perusahaan teknologi di bidang logistik dan dikenal dengan kemampuannya membawa perusahaan-perusahaan tersebut ke puncak kesuksesan.