Bab berikutnya dimulai dengan Jaeho yang merasa ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Sejak penculikan dan pertolongan dari Anita, dia sering kali mengalami kilasan memori pendek yang muncul tiba-tiba. Awalnya, Jaeho menganggap itu hanya efek trauma dari penculikan, namun semakin lama, kilasan itu menjadi lebih jelas dan spesifik.
Suatu pagi, saat dia berjalan di koridor kantor Quantum Shift, Jaeho tiba-tiba merasakan sensasi aneh di pikirannya. Sekilas, dia melihat sebuah gambar, semacam peristiwa yang belum pernah dia alami. Di dalam kilasan itu, Jaeho melihat seorang pria mengenakan jas hitam yang sedang berbicara dengannya di sebuah ruangan kecil. Ruangan itu tampak asing baginya, tetapi wajah pria tersebut tidak asing. Wajah itu adalah salah satu pemegang saham Quantum Shift yang baru saja bergabung.
Kilasan itu cepat berlalu, dan Jaeho berdiri di tempat, tertegun. Dia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Saat kembali ke kantornya, pikiran Jaeho terus dipenuhi oleh kilasan-kilasan lain yang datang seperti kilat. Setiap kali seseorang berbicara dengannya atau bersentuhan, Jaeho bisa merasakan perasaan mereka. Entah itu kebahagiaan, ketidakjujuran, atau kecemasan semuanya mulai menjadi lebih jelas.
Di sebuah pertemuan, Jaeho bersalaman dengan salah satu rekan bisnis yang baru, namun saat tangan mereka bersentuhan, ada perasaan dingin yang menyelinap di hati Jaeho. Dia langsung merasa ada yang tidak beres. Kilasan memori muncul lagi—sebuah konspirasi yang melibatkan perusahaan besar untuk mengambil alih Quantum Shift. Meski kilasan itu sangat cepat, Jaeho merasakan kebenaran dari apa yang dilihatnya.