Jaeho berdiri di depan rumah mewah milik keluarga Soo Jin, dengan hati yang sedikit gugup. Meskipun sudah lama mengenal Soo Jin, ini adalah kali pertama dia akan bertemu dengan orang tua Soo Jin secara langsung. Mereka hanya tahu bahwa Jaeho adalah teman kuliah Soo Jin, bukan pemilik Quantum Shift Technologies yang kini semakin terkenal. Ia memilih untuk tetap merahasiakan siapa dirinya sebenarnya.
Setelah beberapa kali mengetuk pintu, seorang pelayan membuka dan mempersilakan Jaeho masuk. Rumah keluarga Soo Jin besar, namun ada aura keheningan yang mencolok, seolah-olah bayangan masalah menggantung di setiap sudut ruangan.
“Jaeho, senang kau bisa datang,” sambut Soo Jin dengan senyum lemah. “Ayah dan Ibu sudah menunggu di ruang tamu.”
Jaeho membalas senyuman itu dan mengikuti Soo Jin masuk ke dalam ruangan yang luas, dihiasi perabotan mahal dan lukisan berkelas. Kedua orang tua Soo Jin duduk di sofa, wajah mereka mencerminkan beban berat.
“Ayah, Ibu, ini temanku Jaeho. Dia teman kuliahku,” Soo Jin memperkenalkan Jaeho.
Ayah Soo Jin, Tuan Kim, mengangguk sambil mencoba tersenyum. “Senang bertemu denganmu, Jaeho. Soo Jin sering bercerita tentangmu.”
Jaeho menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat. “Terima kasih sudah menerima saya di rumah Anda.”
Percakapan awal berjalan sopan, sebagian besar tentang hal-hal ringan. Namun, setelah beberapa saat, Jaeho mulai menyadari betapa tegangnya suasana. Wajah Tuan Kim dan Nyonya Kim tampak semakin suram setiap kali topik pekerjaan atau bisnis disebutkan. Jaeho tahu ini saat yang tepat untuk mencari tahu lebih banyak.