Pagi itu, Jaeho duduk di ruang rapat bersama Mr. Choi, CEO Quantum Shift Technologies. Cahaya matahari menyinari meja kayu panjang tempat mereka berdiskusi serius. Pikirannya terus terbayang pada kondisi perusahaan orang tua Soo Jin. Setelah malam sebelumnya mengamati situasi, Jaeho tahu bahwa mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Bantuan harus segera datang.
"Mr. Choi, aku ingin kau membuat kontrak kerjasama dengan perusahaan Kim Group," ucap Jaeho dengan tegas, memulai percakapan.
Mr. Choi mengangkat alisnya sedikit, penasaran. “Kim Group? Bukankah itu perusahaan yang sedang dalam krisis besar?”
Jaeho mengangguk. “Benar, tapi kita memiliki kesempatan emas untuk membangkitkannya. Aku ingin kita berinvestasi 100 miliar won. Dengan dana itu, kita bisa menyelamatkan mereka dari kebangkrutan dan mengembalikan kepercayaan para investor, supplier, dan pelanggan. Perusahaan itu memiliki potensi besar, mereka hanya butuh bantuan untuk bangkit kembali.”
Mr. Choi diam sejenak, merenungkan usulan Jaeho. “Menginvestasikan 100 miliar won bukan keputusan kecil. Kau yakin ini adalah langkah yang tepat?”
“Lebih dari itu,” Jaeho menatap Mr. Choi dengan mantap. “Ini bukan hanya soal menyelamatkan perusahaan. Ini tentang menciptakan kemitraan strategis. Mereka sudah memiliki basis pelanggan yang besar, jaringan distribusi yang solid, dan nama baik yang masih bisa kita pulihkan. Kita bisa memanfaatkan sinergi ini untuk memperluas teknologi kita.”
Mr. Choi menatap Jaeho penuh keyakinan. “Baiklah. Jika kau sudah mempertimbangkan ini dengan matang, aku akan membuat rencana kontraknya. Tapi kita perlu memastikan bahwa semua pihak menyetujui persyaratan kita, terutama para pemegang saham mereka.”
Jaeho mengangguk. “Tentu, kita akan membuat kontrak yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kita tidak hanya akan menginvestasikan dana, tapi juga membawa keahlian dan teknologi kita. Aku yakin ini akan meningkatkan posisi kita di pasar dan memberi kesempatan pada Kim Group untuk bangkit kembali.”