Suatu hari, Jaeho memutuskan untuk membeli rumah di perumahan elit yang baru saja dibangun di salah satu kawasan paling bergengsi di Seoul. Meski ia telah sukses besar dengan perusahaannya, Jaeho tetap tampil sederhana, seringkali menghindari kesan bahwa ia orang kaya. Hari itu, ia mengajak Soo Jin untuk menemaninya melihat rumah yang diincarnya.
Ketika mereka sampai di perumahan itu, mereka disambut oleh seorang marketing yang langsung menilai penampilan mereka. Jaeho mengenakan pakaian kasual sederhana, sedangkan Soo Jin mengenakan pakaian yang elegan namun tetap santai.
“Selamat siang. Kami ingin melihat beberapa properti di sini,” kata Jaeho dengan sopan.
Marketing wanita itu memandang mereka dari atas ke bawah, wajahnya menunjukkan keraguan. "Maaf, tapi rumah di sini cukup mahal. Anda yakin bisa membelinya?" katanya dengan nada meremehkan.
Jaeho tetap tenang, tersenyum tipis. "Kami hanya ingin melihat-lihat dulu, apakah ada rumah yang sesuai."
Wanita marketing itu mendesah, seolah merasa tidak perlu repot-repot melayani mereka. "Baiklah, tapi harap diingat, rumah di sini harganya mulai dari puluhan miliar won."
Saat mereka hendak masuk untuk melihat salah satu rumah contoh, seorang pria kaya datang dengan mobil mewah. Pria itu mengenakan setelan mahal dan terlihat percaya diri. Ketika dia melihat Soo Jin, matanya langsung tertuju padanya.