Setelah perencanaan yang matang, Jaeho dan tim Quantum Shift Technologies mulai bergerak untuk mewujudkan ambisi besar mereka. Salah satu langkah awal yang harus diambil adalah menemukan dan membebaskan lahan yang sesuai untuk pembangunan gedung pusat ekonomi baru di Seoul. Lahan yang mereka incar harus cukup luas untuk mendirikan gedung tertinggi serta dilengkapi dengan pusat perdagangan dan komersial yang dapat menarik minat investor global.
Jaeho ditemani oleh Mr. Choi, CEO Quantum Shift, serta tim konsultan properti profesional, mulai mengevaluasi beberapa lokasi potensial di dekat Sungai Han. Ada satu lokasi yang sangat strategis dan luas, namun segera diketahui bahwa mereka bukan satu-satunya yang berminat pada lahan tersebut.
Pagi itu, Jaeho dan Mr. Choi melakukan kunjungan ke lahan yang sedang mereka incar. Ketika mereka tiba, mereka melihat beberapa orang berpakaian rapi sedang berbicara dengan pemilik lahan.
“Sepertinya kita punya saingan, Jaeho,” kata Mr. Choi sambil memandang kelompok orang di depan mereka.
Jaeho mengangguk. “Aku sudah menduga ini akan terjadi. Lokasi seperti ini pasti diminati oleh banyak pihak, terutama dengan perkembangan ekonomi yang pesat di Seoul.”
Mereka mendekati pemilik lahan dan memperkenalkan diri. Sang pemilik, Tuan Park, terlihat ramah dan terbuka terhadap mereka, tetapi jelas bahwa ia sedang dalam posisi negosiasi dengan pihak lain.
“Selamat datang, Tuan Jaeho. Saya sudah mendengar tentang Quantum Shift Technologies. Teknologi teleportasi Anda benar-benar inovatif,” ujar Tuan Park dengan senyum ramah.
“Terima kasih, Tuan Park,” balas Jaeho. “Kami tertarik dengan lahan ini untuk membangun pusat ekonomi baru. Kami yakin dengan proyek ini, kawasan ini akan berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.”
Namun, sebelum percakapan mereka berlanjut, seorang pria dari kelompok lain mendekat. Dia adalah seorang pebisnis berpengaruh di Seoul, dikenal dengan cara-cara liciknya. Namanya Tuan Kim.