Bab ini dimulai dengan Joo Tang dan Song Tae-il yang sudah memulai pergerakan mereka dalam upaya licik untuk menghancurkan Jaeho dan Quantum Technologies. Setelah pertemuan mereka di ibu kota, Song Tae-il tidak membuang waktu untuk mengerahkan koneksinya di pemerintahan dan dunia bawah.
“Ini hanya masalah waktu, Joo Tang,” kata Tae-il sambil menyulut cerutunya di ruang pertemuan rahasia. “Dengan pejabat pemerintah di pihak kita, kita bisa menekan Quantum dari sisi legalitas. Kita buat mereka sulit mendapatkan izin dan mempersulit operasi mereka.”
Joo Tang, yang duduk di seberang meja, tersenyum puas. “Apa rencana selanjutnya?”“Kita mulai dengan menyuap pejabat penting yang berwenang atas proyek besar Quantum di pusat kota.
Jika kita bisa membuat proyek itu terhambat oleh masalah birokrasi, Jaeho akan terjebak dalam lingkaran masalah yang tak kunjung selesai,” jelas Tae-il. “Lalu, kita sebarkan pengaruh kita di dalam. Kita sudah menyiapkan uang untuk menyuap beberapa pekerja kunci di Quantum. Mereka akan bekerja untuk kita dari dalam.”
Mereka berdua saling bertukar pandang dengan penuh keyakinan bahwa rencana licik ini akan berhasil.
Di lokasi proyek Quantum Technologies, suasana mulai terasa berbeda. Beberapa pekerja yang sebelumnya bekerja dengan penuh semangat mulai terlihat ragu-ragu. Salah satu dari mereka, Seok-min, yang bertanggung jawab atas logistik, terlihat gelisah. Setelah menerima uang dari Joo Tang beberapa hari yang lalu, dia sekarang terjebak dalam dilema moral.
“Apa ada yang salah, Seok-min?” tanya salah satu mandor, Min-jun, yang mendekatinya saat mereka sedang memeriksa kiriman bahan bangunan.
Seok-min tersentak, lalu buru-buru menyembunyikan kecemasannya. “Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya sedikit lelah, itu saja.”