Bab ini dimulai dengan suasana pertemuan di kantor pusat Quantum Technologies. Jaeho, yang mulai merasakan beban dari ekspansi besar-besaran perusahaannya, menyadari bahwa mengelola semua aspek perusahaan sendiri adalah hal yang tidak lagi realistis. Meskipun Mr. Choi telah menjadi andalan utama, Jaeho merasa perlu untuk menambah tim manajemen baru.
“Mr. Choi, dengan perkembangan kita saat ini, aku pikir ini waktu yang tepat untuk merekrut manajer umum baru untuk setiap perusahaan di bawah Quantum,” kata Jaeho sambil menatap layar yang menampilkan laporan ekspansi perusahaan.
Mr. Choi mengangguk. “Saya setuju, Tuan Jaeho. Kita butuh orang yang mampu mengelola operasi harian dengan baik, terutama mengingat kita terus berkembang di berbagai sektor. Saya bisa bantu menyusun daftar kandidat yang potensial.”
“Bagus. Tapi ingat, meski kita menambah orang baru, saya ingin Anda tetap berada di atas semuanya. Anda masih akan menjadi tangan kanan saya dan memegang kendali penuh,” Jaeho menegaskan.
Mr. Choi tersenyum. “Tentu saja, saya tidak akan pergi ke mana pun, Tuan Jaeho.”
Beberapa hari kemudian, proses rekrutmen dimulai. Jaeho dan tim HR sibuk menyaring kandidat untuk posisi manajer umum di masing-masing perusahaan yang berada di bawah Quantum Technologies. Setiap kandidat dipilih dengan hati-hati berdasarkan pengalaman dan kemampuan mereka dalam menangani operasi skala besar.
“Banyak yang bagus di sini,” kata Anita sambil memeriksa berkas-berkas kandidat. “Tapi kita harus memilih yang benar-benar bisa diandalkan.”