Bab ini dibuka dengan Jaeho yang tengah merenung di ruang kerjanya. Dengan berbagai ancaman dari keluarga Tang dan Song Tae Il, serta tekanan dari ekspansi perusahaan yang begitu cepat, Jaeho harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah keuangan perusahaannya. Namun, memori selama koma tiba-tiba kembali membanjiri pikirannya—sebuah ingatan tentang pergerakan saham besar yang pernah ia pelajari.
“Ini dia,” gumam Jaeho sambil memeriksa catatan lamanya. “Saham keluarga Song Tae Il… Aku bisa menghancurkan mereka dari dalam.”
Dengan ingatan tajam yang ia miliki tentang pergerakan saham saat koma, Jaeho menyusun rencana besar untuk menyerang. Ia menyadari bahwa saham perusahaan keluarga Song Tae Il, yang merupakan pendukung utama keluarga Tang, sangat rentan terhadap fluktuasi pasar. Jaeho yakin, dengan sedikit manuver cerdas, ia bisa meruntuhkan kekuatan keuangan mereka.
“Kita mulai dengan mengamati pergerakan saham mereka,” ujar Jaeho kepada tim analis keuangannya. “Aku ingin kalian terus memantau dan memberiku laporan secara real-time. Kita akan menunggu saat yang tepat untuk masuk.”
“Apakah Anda yakin ingin menargetkan saham mereka, Tuan Jaeho? Ini langkah besar,” tanya salah satu analis, dengan nada sedikit ragu.
Jaeho tersenyum dingin. “Ini bukan hanya soal keuntungan. Ini juga soal keadilan. Mereka telah terlalu lama bermain kotor. Sekarang waktunya kita balas.”
Mr. Choi, yang duduk di sebelahnya, memberikan dukungannya. “Jika ada seseorang yang bisa melakukan ini, itu adalah Anda, Tuan Jaeho. Kami akan memastikan rencana ini berjalan mulus.”