“Kita akhiri saja. Kalau dilanjutkan mungkin akan menyakiti perasaan masing-masing,” bisik pria berahang tegas itu sambil memandang penuh makna.
Tidak ada pemikiran lain yang ada di dalam benak seorang wanita berambut ikal terurai itu, begitu mendengar lelakinya berkata demikian. Hanya satu kata yang terlintas, mengapa?
Pandangan wanita itu terlihat kosong, menatap lurus ke bawah, ke arah kedua kakinya yang masih menapak di atas lantai keramik sebuah kedai kopi favorit mereka berdua. Duduk bersebelahan dengan arah yang berbeda. Salah satu tangan wanita itu digenggam erat oleh sang pria. Mungkin si pria berharap wanita di hadapannya itu mau menerima keputusannya untuk berpisah.
“Kenapa? Bukannya semua baik-baik aja? Atau aku sudah melakukan kesalahan?” Sambil menoleh, wanita itu menatap tajam dan berucap lirih.
“Aku enggak mau menyakiti hati pasangan kita masing-masing.”