Kesetiaan Seorang Wanita

R. Sheehan
Chapter #1

Bab 1 - Diam-Diam Cinta

Pria jangkung nan tampan itu melihat sekumpulan kabut gelap di atas kepala berarak ke Selatan. Angin dingin bertiup kencang seakan pertanda hujan lebat siap jatuh. Gerimis masih senantiasa mengalir, tidak membiarkan orang yang menunggu sepertinya pergi dari tempat itu.


Dia tidak punya pilihan selain terus berdiri menunggu adiknya datang untuk menjemput. Beberapa menit yang lalu ketika dia meminta untuk dijemput oleh Evans, adik laki-lakinya menyanggupi. Jadi, pria itu menunggu di sini, di dekat gerbang masuk perusahaan tempatnya bekerja.


Awalnya, dia ingin naik kendaraan umum seperti biasa setelah melihat cuaca yang tidak bersahabat dan tanda-tanda hujan mulai membuatnya khawatir. Akan tetapi nomor ponsel adiknya tidak dapat dihubungi, hingga dia tidak bisa memberitahu Evans agar tidak perlu datang. Ia tidak mau berlama-lama menunggu di pinggir jalan layaknya sekarang, di mana di setiap waktu terdapat banyak orang berlalu lalang di depannya.


Bersamaan dengan gerimis yang mulai jatuh secara berkala, pria itu akhirnya memutuskan untuk pindah tempat untuk meneduh. Dia tak berharap bahwa tindakannya barusan, membuat dia melihat sesuatu yang seharusnya tak perlu dilihat. 


Di seberang jalan, seorang wanita masuk ke dalam restoran dengan langkah terburu-buru. Itu adalah wanita yang sangat dirinya kenal, bagaimana tidak, bila separuh dari hidupnya dia peruntukkan untuk mencintai wanita itu secara diam-diam. 


Raffi merapatkan jaket selututnya tatkala angin dingin kembali berembus. Ia tidak lagi melihat punggung Delia yang telah dihela masuk oleh Morgan ke dalam restoran. Senyum miris kemudian tersungging di bibirnya saat dia diingatkan kembali akan lukanya. 


"Ini baru setahun," pikirnya, "Dan aku masih menjadi pria tolol yang mengharapkan kau tidak bersama pria itu." 


Satu tahun yang lalu, di sebuah kafe. 


Delia mematut penampilannya lagi dan lagi di cermin toilet wanita. Ia merasa gugup akan fakta bahwa sebentar lagi dia akan memberi kejutan pada sahabatnya. 


Drrt! Drrt! 


Bunyi getar ponsel dari dalam tas menyentak gadis itu. Ia mengeluarkan ponselnya dan nama sang sahabat tertera di layar. 


"Kau sudah tiba?" tanyanya senang, kentara sekali dari wajahnya yang berseri kalau dia sudah tak sabar ingin berbagi kebahagiaannya, "Tunggu sebentar, aku akan keluar sekarang. Aku sedang berada di toilet."


Setelah sambungan terputus, Delia keluar dari kamar mandi. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, dan menemukan sahabatnya telah mengambil duduk di dekat jendela. Itu merupakan tempat favorit mereka selama sepuluh tahun menjalin persahabatan. 


"Raf, kau datang. Sudah lama kah?" Sambutnya disertai senyuman lebar. 


Pria tampan yang dipanggil itu menarik pandangannya dari melihat ke luar, "Baru saja. Aku langsung datang kemari setelah kau mengirimku pesan. Kau bilang ada yang mau kau beritahukan padaku, apa itu?" 


Sebelum menjawab pertanyaan Raffi, Delia lebih dulu berkata, "Bagaimana kalau aku pesankan minuman kesukaanmu? Kau sudah makan atau belum?"


"Tidak perlu, sebelum kemari aku baru selesai makan bersama Rendi." jawabnya menolak halus. Ia menatap lekat wajah cantik gadis di depannya. Tak peduli berapa lama mereka saling kenal, paras ayu ini tak pernah membuatnya bosan.


Lihat selengkapnya