Kesetiaan Seorang Wanita

R. Sheehan
Chapter #4

Bab 4 - Datangnya Adik Tiri

Pagi-pagi sekali di kediaman keluarga Surya, sudah ramai. Pasalnya, putri bungsu Tuan Surya yaitu Elsa Kanaya Putri baru saja tiba dari Luar Negeri.


Delia berada di balkon kamarnya tatkala dia melihat pemandangan di bawah sana nampak dipenuhi kebahagiaan dan tawa, terlebih dari ibu tirinya yang begitu senang putri kesayangannya telah pulang.


Sudah dua tahun sejak Elsa memutuskan melanjutkan kuliahnya di Australia. Dan adik tirinya itu kini kembali. Kembali ke rumah ini yang berarti dia harus siap mental untuk menghadapi segalanya.


Sedari dulu, hubungan mereka tidak terlalu akur, bisa dibilang sering bertengkarnya daripada kelihatan akrabnya. Dia tidak mengerti alasan Elsa yang senantiasa merasa cemburu atau iri dengan apa yang dirinya miliki. Padahal, bila dibandingkan, Elsa jauh lebih populer, lebih disayang dan lebih di atas segalanya bila menyangkut menjadi pusat perhatian.


Tidak seperti dirinya yang cenderung introvert dan hanya sedikit teman akrab. Tetapi, dia tidak paham sama sekali mengapa Elsa selalu saja mencari gara-gara terhadapnya.


Papa Surya lah yang lebih dulu menemukan keberadaan putri tercintanya itu nampak melamun di atas sana. Jadi, dia memanggil Delia dengan suara agak keras, "Kesayangan Papa, kenapa melamun saja di situ? Tidak turun menyambut adikmu?"


Mendengar teriakan itu, Elsa yang sempat berbincang hangat dengan sang mama lantas menolehkan kepalanya untuk melihat ke lantai dua. Senyum anggun muncul begitu dilihatnya sang kakak tercinta kini sedang menatapnya. Ia melambaikan tangannya, seolah memberitahu Delia kalau dia senang bertemu kembali dengan kakaknya itu.


"Bahkan senyumnya sangat menyebalkan," gumam Delia dalam hatinya, namun berbanding terbalik dengan perasaan tak bahagianya ia membalas balik lambaian tangan Elsa.


"Aku turun sekarang!" jawabnya menyahuti sang papa.


Para pembantu nampak sibuk menyiapkan sarapan. Sopir membawa koper-koper besar milik Elsa ke dalam kamarnya yang ada di lantai dua dan itu bersebelahan dengan kamar Delia.


Delia mengambil duduk di sebelah sang ayah, sedangkan sang mama dan adik tirinya duduk berhadapan di depannya.


"Kakak, bagaimana kabarmu?" Elsa bertanya dengan senyum cerahnya di sela mereka sedang sarapan.


"Aku baik, terima kasih sudah peduli," jawabnya acuh tak acuh.


"Sayang, kenapa jawabnya ogah-ogahan begitu?" Papa Surya menegur. Sikap sang putri yang demikian sangat di tentangnya.


"Maaf, Pa. Aku lagi datang bulan, jadi moodnya buruk." katanya beralasan lalu menatap Elsa, "Sorry, bukan maksudku berkata ketus begitu."


"Tidak apa-apa, Kak. Santai saja."


"Sudah, sudah, kita lanjut saja sarapannya." Mama Sarah menyela.


Keempatnya kemudian melanjutkan sarapan dengan tenang, sesekali obrolan berputar dan topiknya tidak jauh-jauh dari kehidupan Elsa selama di luar negeri.


Karena hari ini weekend, Delia libur bekerja dan dia sudah memutuskan ingin menghabiskan waktunya di kamar, streaming film ataupun baca novel.


"Kakak."


Delia berbalik, urung masuk kamar begitu suara Elsa memanggil.


"Ada apa?"

Lihat selengkapnya