Ketentuan Takdir

Nurlela
Chapter #12

Melepas rindu

*****

Khaisan terdiam berdiri di depan pagar bambu rumahnya, senyumannya terukir sempurna, ketika melihat Ummi dan Abinya tengah bercanda di dalam dapur, pintu luar yang terekspos langsung ke dapur, membuatnya dapat melihat candaan kedua orangtuanya.

Perlahan Khaisan melangkahkan kakinya memasuki pagar itu, bayangan masa kecilnya kini kembali berputar, seketika kerinduannya terhadap sang adik semakin mencuat sempurna.

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu, tangan Khaisan terangkat untuk mengetuk pintu itu.

"Assalamu'alaikum Ummi, Abi."

Pandangan kedua orangtuanya langsung tertuju ke arah pintu, perasaan bahagia kini menyelimuti keduanya.

"Khaisan," Khaifa segera berlari menghampiri putranya, begitu juga dengan Hasyim.

"Ummi," Khaisan meraih tangan Ummi nya untuk dia salami, setelah itu dirinya berlutut mencium kedua kaki sang ibu cukup lama.

"Ayo bangun putraku." Khaifa meraih tubuh Khaisan agar berdiri. Sebuah kecupan mendarat di kening Khaisan, Khaifa begitu sangat merindukan putranya itu. "Ummi rindu nak..."

"Saingan Abi akhirnya pulang."

Mendengar ucapan Abinya Khaisan tersenyum. "Abi cemburu Ummi," ucap Khaisan sembari menghampiri Hasyim lalu menyalami Abinya.

"Sudah bertemu dengan Husna, perempuan tunjukkan kyai, putraku?" Tanya Hasyim sembari mengelus puncak kepala Khaisan.

"Abi jangan bertanya itu dulu, ayo masuk nak, pasti putra Ummi ini lapar, kan?"

Khaisan mengangguk, dia benar-benar merindukan masakan Ummi nya, apalagi saat bau masakan itu menyeruak ke indra penciumannya.

Lihat selengkapnya