"Mas Khaisan?" Mata Alesha langsung berkaca-kaca ketika seseorang laki-laki yang sudah lama terpisah darinya kini berada tepat di sampingnya.
"Sudah sehebat ini adikku."
"Mas, Khaisan!" Dengan cepat Alesha memeluk tubuh kakaknya, bahkan tubuhnya pun langsung disambut oleh sang kakak. "Apa yang membuat mas Khaisan pulang, setelah sekian lama lupa rumah?"
Alesha melepaskan pelukannya, dia tersenyum, hingga mata indahnya menyipit sempurna. "Mas Khaisan mau nikah ya?"
"Alesha merestui?" Pertanyaan dari Khaisan tentu membuat Alesha seketika membalikkan badannya,membelakangi Khaisan. "Kenapa dek?"
"Secepat itu mas Khaisan?" Tanya nya pada sang kakak.
"Alesha setuju, atau tidak?" Khaisan meraih pundak Alesha agar kembali menghadap dirinya.
"Setuju, Alesha cuma takut setelah mas Khaisan nikah, malah mas Khaisan nanti lupain Alesha."
"Dengarkan mas Khaisan, sampai kapanpun Alesha akan mendapatkan kasih sayang paling spesial dari mas."
"Lebih baik Alesha ikut, menemui Husna," usul Hasyim dan Khaifa menghampiri kedua anaknya.
"Abi, Ummi" Alesha kini beralih mendekati orang tuanya, lalu memeluknya. "Lagian belum resepsinya Abi, Ummi. kalian cuma mau ngasih tanggal, kan? nanti kalau udah resepsinya baru aku mau ikut."
"Kami akan berangkat ke pesantren Al-Furqon, Alesha."
Alesha mengangguk, melepaskan pelukannya. "Iya Ummi, Abi."
Khaisan merentangkan tangannya, berniat memeluk sang adik, melihat itu Alesha segera berlari ke pelukan sang kakak, elusan di kepala kini Alesha dapatkan.