Di depan pintu sebuah kamar, seorang perempuan paruh baya dengan setelan blazer berwarna abu-abu sedang menggedor-gedor pintu kamar. Sangat kontras dengan penampilannya yang anggun, perempuan itu tampak begitu kesal. Ia begitu murka karena pemilik kamar itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan membukakan pintu.
“Alsha…. Ayo bangun, ini sudah mau jam Sembilan, kata bi Iroh kamu ada jadwal kuliah hari ini.”
Hening. Hanya ada desah nafas perempuan itu yang menderu karena amarah. “Alshameera!!!” teriak perempuan itu sambil terus menggedor pintu kamar.
Sambil menggeliat malas, perempuan bernama Alsha itu makin merapatkan selimut di tubuhnya. Ia masih enggan beranjak dari ranjang besarnya yang nyaman itu. Kepalanya masih terasa berat, karena ia terlalu banyak minum semalam.
“Alsha…. Ayo bangun!!!” perempuan itu semakin keras menggedor pintu kamar.
Alsha tetap bergeming.
“Ayolah Alsha, jangan sampai mama dobrak pintu kamar kamu!!!” Kemarahan perempuan itu semakin memuncak. Ia tahu, semua pasti karena Alsha pulang larut semalam, sebenarnya bukan hanya semalam, tetapi hampir setiap malam.
Alsha menyerah, “iyaa… iya maa… Alsha bangun nih.” Dengan malas Alsha beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.
“Ooh… come on Alsha, ini sudah jam berapa, nggak kuliah kamu?” mama masuk ke dalam kamar, matanya terbelalak melihat kamar Alsha yang berantakan, baju-baju dan sepatu berserakan dimana-mana. Mama menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir melihat pemandangan di depannya.
“Sampai kapan kamu mau begini Alsha?” mama sama papa kasih kamu kebebasan tapi kamu sepertinya sudah kebablasan,” Mama mulai mengeluarkan ocehannya, sementara Alsha masih duduk di sisi tempat tidurnya sambil memejamkan mata. “Ini Alsha…” mama melemparkan handuk tepat ke wajah Alsha.