Waktu menunjukkan tepat pukul tiga dini hari. Mang Min dengan sigap membuka pintu pagar rumah besar itu. Alsha baru saja pulang dari club tempat biasa ia menghabiskan malam bersama teman-temannya. Sebetulnya Alsha bebas keluar masuk rumahnya tanpa harus membangunkan Mang Min dan Bi Iroh, tetapi pasangan suami istri itu tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak sebelum nona mudanya pulang kerumah.
“Tenang Mang, malam ini Alsha nggak minum kok. Cuma ngobrol aja sama temen-temen.” Alsha cengengesan sambil menutup pintu mobilnya. Dress selutut yang ia kenakan sudah tampak kusut, Alsha menenteng sepatu hak tingginya, dengan santai masuk kedalam rumah.
Mang Min hanya tersenyum sekilas, tidak banyak berkomentar.
Tidak ada mama dan papanya dirumah. Kemarin siang mereka menelpon Alsha memberi tahu kalau mereka akan ke Surabaya selama dua hari, mengurus bisnis mereka yang ada disana. Alsha menyambut gembira kabar itu, setidaknya tidak ada yang akan mengganggu kesenangannya selama dua hari.
Diruang tamu, Alsha melihat Bi Iroh tertidur di sofa. Tidak seperti biasanya Bi Iroh sampai tertidur seperti itu. Mang Min mendekati Bi Iroh bermaksud untuk membangunkannya. Alsha menahan Mang Min, memberi isyarat untuk tidak membangunkan Bi Iroh. Alsha menatap iba perempuan berhati lembut yang ada dihadapannya, Alsha tidak menyangka bahwa orang baik seperti Bi Iroh dan Mang Min tidak Allah berikan kepercayaan untuk memiliki anak.
“Mang, jangan dibangunin ya, kasian Bibi,” Alsha berbisik kepada Mang Min “Atau kalau nggak Bibi digendong aja Mang, bawa masuk ke kamar.” Alsha cekikikan menggoda Mang Min, kemudian pergi menuju kamarnya.
***
Cuaca Bandung pagi itu begitu cerah. Cahaya matahari tanpa malu masuk kedalam kamar Alsha melalui celah tirai jendela. Alsha masih bergumul dengan selimut tebalnya, membenamkan diri lebih dalam lagi dikasur empuknya.
“Aduh… anak gadis jam segini belum bangun.” Bi Iroh menarik selimut Alsha.
Alsha menarik selimutnya lagi, tidak terima.
“Setengah jam lagi bi, ngantuk.”
“Salah siapa coba pulangnya larut malam, lagian ini udah jam sepuluh mau bangun jam berapa lagi?”
Alsha menyingkap selimutnya, kemudian bangkit dari tempat tidur. Bi Iroh sampai terkejut dibuatnya. Alsha menyambar handuknya kemudian berlari menuju kamar mandi.
“Bibi kok ngga bangunin Alsha sih?” Alsha berteriak dari balik pintu kamar mandi.
“Non kan ngga bilang minta dibangunin pagi-pagi. Bibi siapin sarapan ya.” Bi Iroh membereskan tempat tidur kemudian pergi meninggalkan kamar Alsha.
Sebetulnya Alsha tidak ada jadwal kuliah, tetapi Alsha berjanji pada Safa untuk mengerjakan tugas kelompok mereka yang belum selesai. Alsha tidak enak hati kalau harus membuat Safa menunggu lama. Sayup-sayup dari kamar mandi Alsha mendengar smartphone-nya berbunyi. SAFA. Batin Alsha. Alsha buru-buru keluar dari kamar mandi, menyambar smartphone-nya.
“Waalaykumsalam fa, iya..”
“Alsha dimana?”
“Eemm… gue udah otw nih fa.” Alsha menggigit bibirnya.