Ketika Alsha Jatuh Cinta

Yuliana
Chapter #16

BAB 16

Sehari setelah mengajukan proposal kepada dosen pembimbing dan kepala desa, seminar proposal diadakan di kantor desa. Seminar ini bertujuan untuk mempresentasikan dan mendiskusikan rencana proker Mirza bersama teman-temannya. Selain dihadiri seluruh anggota kelompok, seminar ini juga dihadiri oleh dosen pembimbing, kepala desa, aparatur desa dan juga warga masyarakat.

Mirza berdiri dengan percaya diri mempersentasikan proker yang telah mereka susun. Berulang kali ia menjawab dengan lugas pertanyaan demi pertanyaan dan juga sanggahan dari kepala desa, dosen pembimbing, dan juga warga masyarakat.

Mata Alsha tidak lepas memandang kagum Mirza yang sedang berdiri di depan sana. Ia tidak pernah merencankan sebelumnya, sepertinya ia benar-benar jatuh cinta pada Mirza. 

Setelah seminar dan diskusi yang cukup panjang selama tiga jam, kepala desa dan warga masyarakat menyambut baik rencana proker Mirza dan teman-temannya. Dosen pembimbing lapangan pun bangga dengan pola pikir mahasiswanya. Akhirnya hari itu juga proker itu disetujui oleh kepala desa dan juga dosen pembimbing.

Setelah seminar proposal selesai, Mirza menemui bapak Kepala Desa di ruangannnya. Ia ingin mengajukan diri untuk merancang desain taman kanak-kanak yang akan di bangun di desa ini. 

“Bagaimana pak, apa saya boleh membantu merancang desain bangunan taman kanak-kanak yang akan dibangun?” setelah berbasa-basi Mirza akhirnya menyampaikan maksud dan tujuannya menemui bapak Kepala Desa.

“Tentu saja nak Mirza, kamu boleh merancang desain bangunan taman kanak-kanak itu. Nanti kalau rancangan kamu sudah selesai, serahkan langsung pada bapak ya.” Bapak Kepala Desa menyambut dengan gembira penawaran Mirza.

“Terima kasih banyak pak.” Mirza bahagia.

“Bapak yang harusnya berterima kasih nak, kamu sudah dengan tulus menawarkan diri membantu meringankan pekerjaan kami.” Bapak Kepala Desa terkekeh.

“Baiklah kalau begitu pak, saya pamit dulu. Nanti kalau desain bangunannya sudah selesai akan saya serahkan langsung pada bapak.” Mirza bersalaman dengan Bapak Kepala Desa sambil sedikit membungkuk, sebagai rasa hormatnya.

“Iya silahkan nak Mirza. Setelah ini kalian juga pasti sibuk dengan proker kalian. Jadi santai saja ya.” Bapak Kepala Desa tersenyum ramah.

“Siap pak!!!” Mirza lalu keluar ruang Kepala Desa dengan senyum sumringah.

***

Di tengah perjalanan menuju rumah pak Asep setelah seminar proposal. Mirza menyodorkan kertas kepada teman-teman satu rumahnya. 

"Itu jadwal piket kita di rumah pak asep!" Mirza menjelaskan karena melihat ekspresi muka Alsha yang kebingungan.

Alsha melotot melihat kertas di tangannya, kemudian menatap tidak percaya Mirza. 

"Rasanya tidak etis kalau kita tidak membantu pekerjaan rumah bu Asih. Masa kita tega membiarkan bu Asih beres-beres rumah sendiri, belum lagi harus mencuci piring kotor sisa makan kita. Jadi biar adil aku bikin jadwal piket. Setiap hari kita bergantian membantu pekerjaan rumah bu Asih." Mirza menjelaskan panjang lebar.

"Tapi kan kita nggak gratis tinggal disana." Alsha tidak tahan untuk tidak protes. 

"Bukan berarti, kita bisa bersikap seenaknya." Sahut Mirza cepat.

Lihat selengkapnya