Sore itu Alsha mengendarai mobilnya mengelilingi kota Bandung tanpa tujuan. Kayak orang kurang kerjaan aja sih gue, Alsha memperolok dirinya sendiri. Alsha lalu membelokkan mobilnya menuju taman Vanda. Tadinya Alsha berniat untuk tidak turun dari mobilnya, tetapi ia melihat sekumpulan anak muda yang sedang bermain skateboard disana, matanya kemudian tanpa sengaja melihat sosok yang sangat ia kenal. Hei hei hei itu kan Mirza, batin Alsha. Sejak sepulang KKN Alsha belum bertemu lagi dengan laki-laki itu. Alsha kemudian buru-buru turun dari mobilnya.
“Wah, satu lagi sisi lain dari seorang Mirza yang nggak aku ketahui. Nggak nyangka ternyata kamu anak skateboard juga.”
Mirza menghentikan permainannya, terkejut dengan sosok dihadapannya. Penguntit, desis Mirza. Mirza mengambil papan skateboard-nya kemudian berjalan menuju bangku taman.
Alsha mengikuti langkah Mirza. Mengundang tatapan dan bisik-bisik dari beberapa teman Mirza.
“Kamu nguntit aku ya?” Mirza bertanya penuh selidik.
“Nggak kok. Emangnya aku kurang kerjaan. Aku Cuma kebetulan aja kesini trus liat kamu main skateboard. Kamu sering kesini ya?” Alsha buru-buru mengalihkan pembicaraan.
“Lumayan.”
“Aku pikir kamu tu mainnya di masjid sama perpustakaan aja.” Alsha meledek Mirza.
“Taat bukan berarti kita nggak boleh nikmatin hidup, nggak bisa menikmati hobby.” Mirza tersenyum menatap langit indah kota Bandung sore itu, tanpa sedikitpun menatap Alsha disebelahnya. “Nggak salah kok kalo kita mau nikmatin hidup Sha, tapi jangan Cuma disini aja fokusnya, akan ada disana dan nanti.” Mirza melanjutkan kata-katanya.
Alsha menoleh kearah Mirza, tersenyum memandang wajah laki-laki disampingnya. Ia suka dengan kata-kata yang baru saja Mirza ucapkan.
“Keren kata-katanya, punya bakat jadi penulis Quote nih.” Alsha tertawa kecil.
“Nggak kok, aku pernah dengar kata-kata itu dari orang.” Mirza tertawa.
Alsha mencibir.
“Kedua orang tua kamu pasti bangga sama kamu Za. Punya anak berpemahaman baik seperti kamu.” Alsha tersenyum menatap Mirza.
Mirza menoleh, kini tatapan mereka bertemu.
“Cuma ummi ku Sha.” Jawab Mirza santai.
“Maksudnya?” Alsha mengerutkan alisnya, tidak mengerti maksud dari ucapan Mirza.