Safa terkejut sekaligus senang dengan kehadiran Alsha yang tiba-tiba berkunjung kerumahnya. Sejak tugas kelompok waktu itu, ini kali kedua Alsha berkunjung ke rumah Safa. Ummi juga menyambut gembira kedatangan Alsha siang itu.
“Alsha kamu udah makan?” Ummi bertanya pada Alsha dari balik pintu dapur.
“Belum mi. belum dua kali.” Alsha cengengesan.
“Hayuk kalo mau makan.” Ummi keluar dari dapur, menghampiri Alsha.
“Nggak kok mi, Alsha udah makan kok.” Alsha kemudian mencium tangan ummi.
“Ya udah Ummi bikinin jus mangga aja ya, kebetulan nih pohon mangga ummi lagi pada berbuah.” Ummi kemudian menuju dapurnya lagi.
“Wah… kebetulan banget mi, panas-panas gini enak tuh.” Alsha berseru senang.
Beberapa menit kemudian Ummi keluar dari dapur sambil membawa dua gelas jus mangga.
“Nih… Spesial buat Alsha.” Ummi meletakkan dua gelas jus mangga ke atas meja ruang tamu.
“Buat Alsha aja nih mi… buat Safa nggak?” Safa protes pada Umminya.
“Iya atuh buat eneng juga…”
Mereka kemudian tertawa berbarengan.
“Alsha, Ummi tinggal dulu ya, mau ngajarin anak-anak ngaji.” Ummi melihat jam dinding, buru-buru bangkit dari duduknya.
“Iya mi nggak apa-apa. Semangat ya mi ngajarinnya.”
Ummi tertawa kecil, kemudian meninggalkan Alsha dan Safa menuju pondok di sebelah rumahnya.
“Fa ajarin aku sholat dong!” dengan wajah tanpa dosa Alsha tiba-tiba melontarkan kalimat itu.
Safa hampir tersedak jus mangga yang sedang diminumnya.
“Maksudnya? Selama ini kan?” Safa kebingungan.
“Selama KKN kan diimamin sama gan.. eh sama Mirza Fa.” Alsha nyengir kuda. “Aku lupa bacaannya Fa, kamu mau kan bantu aku untuk belajar sholat yang baik dan benar?”
Safa menatap Alsha senang, ia bahagia sekali karena temannya itu mau memperbaiki hubungannya dengan Allah.
“Tenang aja, nanti kita belajar sama-sama. Aku juga belum sempurna kok sholatnya. Nanti kita belajar sama-sama ya…” Safa tersenyum bahagia.
“Sebenernya aku malu sama kamu Fa.” Alsha menundukkan kepalanya.
“Eh… kenapa mesti malu Sha. Sekarang kamu sedang menuju langkah hijrah. Hijrah menuju hidup yang lebih baik, memperbaiki hubungan sama Allah,” Safa memegang tangan Alsha. “Kita belajar sama-sama ya.”
“Kamu mau kan jadi temen aku Fa?” Alsha menatap Safa takut-takut.