Sesuai kesepakatannya dengan Safa, kini setiap hari setelah pulang dari kampus Alsha harus belajar praktik shalat bersama Safa. Setelah ikut shalat berjamaah, Safa meminta Alsha untuk menghafal bacaan shalatnya dan praktik shalat di depan Safa. Tidak terlalu lama bagi Alsha untuk belajar, karena ia hanya lupa. Tugas Safa hanya membimbing Alsha untuk mengingat kembali dan memperbaiki gerakkan yang belum sempurna. Terkadang bila Abi Safa sedang tidak ada jadwal mengisi ceramah, mereka juga sama-sama belajar pada Abi.
Memang benar, sejak berteman dengan Safa, kini Alsha sudah tidak pernah lagi pergi ke club malam bersama teman-temannya. Sebagian waktunya kini banyak ia habiskan bersama Safa. Teman-teman Alsha perlahan menjauhinya terutama Sella sahabatnya. Sella tidak suka dengan sikap Alsha yang tiba-tiba berubah setelah berteman dengan Safa. Tetapi Alsha sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, ia tahu kemana hatinya memilih. Bagi Alsha kini satu teman yang mengajak pada kebaikan jauh lebih baik.
“Gimana Fa shalatku udah bener kan?” Alsha langsung melontarkan pertanyaan itu ketika selesai mengucapkan salam.
“Alhamdulillah… bacaannya udah banyak yang hafal, gerakannya juga sudah baik. Masalah diterima atau nggaknya shalat kita, kita kembaliin semua ke Allah Sha. Yang terpenting syarat-syarat sah shalat udah kita penuhi.” Safa tersenyum pada Alsha.
“Thank you so much my personal ustadzah!” Alsha memeluk Safa.
“Iya… sama-sama Sha. Janji ya untuk nggak ninggalin shalat lagi,” Safa membalas pelukan Alsha. “Shalat wajibnya jangan sampai ditinggal sambil belajar buat ngejalanin yang sunnah.”
“Siap bos!!!” Alsha hormat pada Safa.
Safa terkekeh melihat tingkah Alsha.
“Fa, pake kerudung gitu panas nggak?” Alsha bertanya tiba-tiba, memperhatikan Safa yang sedang merapikan kerudungnya.
Safa duduk disamping Alsha. “Panasan api neraka Sha.”