Safa sedang mematut dirinya didepan cermin ketika tiba-tiba ia mendengar Alsha mengucap salam di depan rumahnya. Safa keluar dari kamarnya, menjawab salam, kemudian membuka pintu rumah. Begitu membuka pintu rumah, Safa benar-benar terkejut dengan sosok yang kini ada di hadapannya. Tanpa berbicara satu kata pun Safa langsung memeluk sosok itu.
“MashaAllah Alsha… kamu cantik banget!!!” Safa kemudian membimbing Alsha masuk kedalam rumah.
Dihadapan Safa kini, tidak ada lagi Alsha yang berpakaian mini, Alsha telah memutuskan ia akan mulai belajar untuk menutup auratnya. Meskipun belum sempurna dan sesuai syariat, tetapi Safa sangat senang dengan perubahan itu. Safa sangat menghargai bahwa semua butuh proses.
“Makasi, tapi masih cantikkan kamu Fa.” Alsha merendah.
“Eh ada tamu ya?” Ummi yang baru saja pulang dari memanen mangganya dihalaman belakang belum menyadari siapa tamunya itu.
“Ini teh Alsha???” mata ummi membesar “MashaAllah meni guelis pisan!” Ummi duduk disamping Alsha kemudian memeluknya.
“Tapi masih cantikkan Ummi kok.” Alsha lagi-lagi merendah.
“YaAllah neng, semoga istiqomah ya…”
“Aamiin, InsyaAllah Ummi.” Alsha tersenyum pada Ummi.
“Eh, mau Ummi buatin jus mangga nggak? Ummi habis panen mangga lagi tuh.” Ummi memamerkan hasil panennya.
“Makasi Ummi. Nggak usah Alsha masih kenyang nih.”
“Ya udah Ummi tinggal dulu ya.” Ummi kemudian meninggalkan Alsha dan Safa diruang tamu.
Alsha mengangguk dan tersenyum pada Ummi, dilihatnya ummi tampak bersemangat membawa mangga hasil panennya menuju dapur.
Safa tak henti-hentinya memuji Alsha, ia benar-benar senang dengan perubahan temannya itu sekarang.
“Sha, malam ini ada acara nggak? ikut aku yuk!” Tiba-tiba Safa teringat sesuatu.
“kemana Fa?” Alsha antusias dengan ajakan Safa.
“Udah ikut aja, aku nggak akan bawa kamu ketempat yang nggak baik kok.” Safa menggoda Alsha.
“Iya, aku percaya kok sama kamu,” Alsha merangkul Safa, “Naik mobilku aja ya, nanti kamu kasih tau aku arahnya kemana.”