Ketika Alsha Jatuh Cinta

Yuliana
Chapter #33

BAB 33

Sejak hari itu setiap Selasa malam Alsha selalu ikut Safa pergi kajian. Tadinya ia hanya ingin menguntit Mirza, tetapi lama-lama Alsha menemukan kenyamanan ketika berada disana, keramaian yang menenangkan hatinya. Disana Alsha sering mendengarkan ceramah Ustad Harun, Ustad Harun adalah founder dari komunitas dakwah yang cukup terkenal di Bandung. Dakwah yang disampaikan oleh Ustad Harun memang ditujukan untuk generasi muda, ia gencar mengajak anak-anak muda untuk hijrah menjadi lebih baik. Disana Alsha banyak mendapatkan teman baru, teman yang mengingatkan dan mengajaknya untuk taat.

Alsha kini cukup nyaman berteman dengan Dira. Dira ternyata juga kuliah di kampus yang sama dengannya dan Safa. Dira gadis yang baik, ia juga memiliki sifat yang sama dengan Safa, ia tidak pernah membeda-bedakan dalam berteman. Meskipun terkadang Alsha datang dengan celana jeansnya, Dira tidak pernah memandang sinis, ia begitu menghargai Alsha yang sedang berproses.

Dira bilang ia ingin membuang pandangan sebagian orang yang menganggap kalau perempuan berkerudung panjang itu suka mengeksklusifkan diri, terkesan merasa jauh lebih baik dan hanya mau bergaul dengan orang-orang yang mereka anggap sepadan. Ia ingin menunjukkan pada semua orang kalau perempuan muslimah itu ramah dan menyenangkan. “Taat boleh, sok eksklusif jangan.” itulah motto hidup Dira yang membuat Alsha dan Safa terkekeh setiap kali Dira mengucapkannya, karena Dira mengucapkannya dengan penuh semangat.

Selain Dira, Alsha juga berteman dengan Teh Maya. Teh Maya sudah berkeluarga dan juga memiliki seorang anak perempuan berusia satu tahun bernama Aisyah yang sering ia ajak ikut kekajian. Teh Maya sering sekali memberikan ceramah singkat kepada Alsha, Safa dan Dira disela-sela obrolan mereka. Seperti hari ini Teh Maya memberikan ceramah singkatnya tentang jodoh. 

“Kalau kalian mau dapetin pangeran maka bersikaplah seperti seorang putri, yang sulit untuk didapatkan.” Nasehat Teh Maya.

Alsha, Safa dan Dira manggut-manggut mendengarnya.

“Iya Teh mohon pencerahannya untuk kami para jomblo yang belum banyak pengalaman ini.” Dira tertawa kecil.

Teteh dulu ketemu suami Teteh gimana?” Safa penasaran.

Teteh dijodohin, Teteh sempet nggak mau karena dulu sama sekali nggak ada rasa sama suami Teteh. Tapi kedua orang tua Teteh ngeyakinin kalau suami Teteh itu agamanya baik, akhlaknya baik. Jadilah Teteh mau dinikahin…”

“Tanpa perasaan cinta?” Alsha memotong ucapan Teh Maya.

Lihat selengkapnya