Alsha mengurungkan langkahnya menuju kantin ketika ia melihat Mirza sedang berjalan di koridor kampus. Ia kemudian mengikutinya. Ternyata Mirza masuk ke perpustakaan.
Dengan penuh percaya diri Alsha ikut duduk disamping Mirza.
Mirza melihat sekilas, sedikit terkejut, kemudian memalingkan wajahnya. Ia kini merasa kalau gadis disampingnya itu benar-benar menguntitnya.
“Za kamu kan ngajinya bagus, ajarin aku ngaji dong!” Alsha mencoba mencari topik pembicaraan.
“Datang aja ketempat biasa kajian, disana banyak akhwat yang bisa ngajarin kamu.” Mirza cuek, tidak memalingkan wajahnya dari kertas-kertas dihadapannya.
“Tapi aku maunya kamu yang ngajarin.” Alsha menopang kepalanya diatas meja sambil menatap Mirza.
Mirza menghentikan guratan pensilnya pada kertas di hadapannya kemudian menoleh pada Alsha. “Kamu yakin bakalan fokus? Yang ada kamu fokusnya ke aku.” Mirza terkekeh percaya diri.
“Ke-GR-an banget sih!” Alsha cemberut, memalingkan wajahnya. Tapi apa yang Mirza katakan ada benarnya juga.
Mirza kembali asik dengan pensil dan kertas dihadapannya.
“Ngegambar apa sih?” Alsha kemudian mengambil kertas yang ada di meja.
Mirza ingin mencegah tetapi kertas itu sudah lebih dulu berada ditangan Alsha.
“Ini… rancangan bangunan masjid ya?”
“Iya.” Mirza berusaha merebut kertas itu dari Alsha, tetapi Alsha menjauhkan kertas itu dari Mirza.
“Mau dibangun?”
“Nggak, iseng aja,” Mirza masih berusaha merebut kertas itu dari Alsha, “Tapi semoga suatu saat, karena kebahagiaan arsitek itu ketika melihat rancangannya dibangun.”
“Aamiin,” Alsha meng-aamiini penuh semangat. “Eh rancangan ini buat aku ya?”
“Nggak. Ngapain?” Mirza semakin berusaha merebut kertas itu.
“Aku suka aja.” Alsha buru-buru menyimpan kertas itu kedalam tasnya kemudian berlari meninggalkan Mirza.
Mirza menatap Alsha pasrah, membiarkan perempuan itu berlalu. Ia benar-benar menyerah menghadapi Alsha.
***
Safa melihat Alsha baru saja keluar dari perpustakaan. Gadis itu tampak tersenyum-senyum bahagia.
“Alsha!” Safa berlari kecil menghampiri Alsha.
“Kayaknya seneng banget nih, habis menang lotre?” Safa terkekeh.