Setelah shalat isya Alsha meminta izin pada Bi Iroh untuk keluar rumah. Bi Iroh cukup khawatir, ia takut Alsha kembali mengunjungi club malam seperti kebiasaan lamanya. Tetapi perasaan khawatir itu hilang ketika Alsha menjelaskan kemana tujuannya dan bersama siapa ia akan pergi.
“Alsha mau ngerasain Qiyamullail diimamin sama Ustad ganteng nan solehku.” Ucap Alsha centil.
“Ooh, jadi pergi Qiyamullail karena ingin lihat Mirza? Betul begitu?” goda bi Iroh.
Alsha tersenyum centil, memamerkan deretan giginya yang rapi.
“Yah walau pun karena Mirza bibi senang non udah banyak berubah sekarang.” Bi Iroh mengusap-usap punggung Alsha.
“Lain kali bibi harus ikut ke kajian selasa malam yang biasa Alsha datangi sama Safa bi, biar bibi dengar sendiri merdunya suara dia.”
“Oooh jadi ikut kajian itu juga karena Mirza???” bi Iroh manggut-manggut.
“Iya.” Alsha cengengesan.
“Besok pagi langsung pulang ya, jangan keluyuran kemana-mana,”Bi Iroh mengantar Alsha sampai di depan pintu. “Ibadahnya yang khusyu jangan banyak ngobrolnya, apalagi mengkhayalkan wajah Mirza.
Alsha tertawa. “Iya bibi ku sayang!!!” Alsha kemudian mencubit gemas pipi Bi Iroh.
Bi Iroh tertawa sambil berusaha melepaskan tangan Alsha dari pipinya.
“Alsha berangkat ya Bi.” Alsha mencium tangan Bi Iroh.