Ketika Alsha Jatuh Cinta

Yuliana
Chapter #51

BAB 51

"Jadi, besok kalian sudah mau ke Bandung nak?" Papa bertanya pada Alsha dan mirza yang kini duduk di hadapannya. Mereka sedang berkumpul di teras sambil menikmati secangkir teh di sore hari yang cerah itu.

Sebelum menikah Mirza sudah menyampaikan kepada kedua orang tua Alsha kalau ia akan membawa Alsha kembali ke Bandung karena ia bekerja disana.

"Iya, pa. Saya nggak bisa cuti lama-lama, lusa sudah harus kerja." Jawab mirza.

Papa menghela nafas.

"Kenapa pa? Nggak ikhlas anaknya udah jadi istri orang?" mama menggoda papa.

"Iya ma, harusnya dulu kita bikin anak yang banyak supaya nggak gini banget kejadiannya." Kelakar papa.

"Pa, jarak Bandung kesini kurang lebih cuma tiga jam, kalau weekend nggak ada kerjaan kita bakalan sering main kesini." Janji Mirza.

"Iya pa, jangan sedih gitu dong." Alsha duduk disamping papa kemudian memeluknya.

Sejak kepindahan papa dan mama ke desa, hubungan mereka dengan Alsha menjadi lebih dekat. Baru dua tahun mereka menikmati kehidupan sebagai keluarga yang utuh, kini anak semata wayang mereka sudah harus ikut dengan suaminya.

"Udah pa, lagian disini kita juga ramai, anak-anak panti kan anak kita juga. Kan ada Ara." Mama menenangkan suaminya.

"Ooh, iya ma, papa lupa." Papa menepuk jidatnya. "Ya sudah, kalau begitu silahkan nak Mirza ini dibawa aja anak saya secepatnya." 

"Iiih, papa jahat!" Alsha memukul manja papa kemudian kembali memeluknya.

Semua orang tertawa melihat kemesraan papa dan putrinya itu.

"Nak Mirza." Papa melanjutkan kata-katanya. 

"Iya pa." 

"Papa titip Alsha ya, bimbing dia, lindungi dia, cintai dia."

"InsyaAllah pa, saya sangat mencintai Alsha." Mirza tanpa malu mengatakan kalimat itu.

Papa tersenyum bahagia. "Sabar-sabar sama dia yang kadang suka ngomel dan manja."Papa melirik Alsha disebelahnya.

"Iya pa, saya sudah mulai terbiasa sejak dua hari ini." Mirza senyum-senyum menggoda Alsha.

"Iih, apaan sih mas." Alsha cemberut.

"Tuh kan, baru aja dibilangin." Papa tertawa.

"Jadi gimana Sha, kamu mau kan nerima hadiah mobil baru dari mama dan papa?" Mama kembali membujuk Alsha karena kemarin ia gagal membujuknya.

"Maaa, Alsha kan udah ngomong kemarin." Alsha menatap mamanya, memberi kode, ia takut kalau Mirza tersinggung.

"Sha, mama nggak tega kalau kalian harus sewa mobil orang. Kalian kan butuh kendaraan untuk kesini nanti." Mama menatap iba putrinya. "Nak Mirza jangan tersinggung, mama dan papa tidak ada maksud apa pun nak, kami cuma ingin memberikan hadiah untuk kalian." Gantian kini Mama menatap Mirza.

"Iya nak, nggak ada salahnya kalau mama dan papa memberi kalian kado pernikahan kan?" Sahut papa.

Mirza menghembuskan nafas pelan kemudian berpikir sejenak. "Sha, nggak apa-apa. Nggak ada salahnya kita terima hadiah dari mama, papa." 

"Be.. beneran mas?" Alsha menatap mata suaminya, memastikan tidak ada keterpaksaan pada keputusannya barusan.

"Iyaa." Mirza mengangguk, tersenyum pada istrinya. Mirza tahu sebenarnya Alsha menginginkan mobil itu, tetapi istrinya itu berusaha menjaga perasaannya. Mirza akhirnya memutuskan kalau ia tidak ingin menyakiti perasaan Alsha dan juga mertuanya.

"Nah gitu dong, jadi besok kalian ke Bandung pakai mobil barunya ya." Mama tersenyum bahagia.

Lihat selengkapnya