Ketika Kau Tak Bersama Siapapun

Ayeshalole
Chapter #7

7. Seni bertahan hidup

Seumpama kebaikan punya mulut, pasti di dunia ini takkan ada yang ingin menjadi benalu.

***

"Woi Pan, barangnya udah sama Jupri belum?"

"Udah bang."

"Yaudah, nih buat lo. Besok lo bawa barang lagi ya."

"Iye. Berapa duit nih bang? Tipis amat perasaan."

"Itung ndiri."

"Bangke, cuma sepuluh juta bang?! Kemarin lo janji bakal kasih gue dua puluh lima! Lo pikir bawa barang gampang apa. Apaan nih duit cuma sepuluh juta?!"

"Untung gue kasih. Ngelunjak aja kek bapak lo, pantes bapak lo korup. Suka gak puas ternyata hahaha."

Ipan mencekal kerah baju seseorang di hadapannya. Ia tak perduli orang yang ia hadapi adalah bosnya. "Coba lo ngomong sekali lagi!"

"Bapak lo korup!"

Cuih!

Ipan meludah tepat di wajah lelaki tua itu.

Brak!

Ipan di dorong olehnya. Kemudian dipegangi oleh anak buahnya.

"Sini lo maju! Satu lawan satu! Jangan pake anak buah! Bandar kok penakut!"

Lelaki itu maju beberapa langkah, kemudian mencekal rahang Ipan. "Sekali lagi lo kurang ajar sama gue, gue pastiin lo gak akan bisa liat adek lo lagi."

"Anj*ng! Manusia biadab lo!"

"Hahaha, ngerengek lo?"

"Lo sentuh adek gue, pamor lo sebagau bandar bakal kedengeran polisi!"

"Kalau gue kena, lo juga kena dong haha."

"Seenggaknya, gue punya orang yang harus gue jaga. Gak kayak lo yang harus mati dengan menyedihkan!"

"Lo---"

"Papa!" pekik seorang gadis yang membuat lelaki tua itu berhenti seketika.

"Rima? Kamu ngapain di sini?"

"Udah cari duit gak halal, pake gebukin anak orang. Belum puas hah?"

"Kamu gak usah ikut campur ya!"

"Haruslah! Aku harus ikut campur!"

"Rim---"

Lihat selengkapnya