Ketika Kau Tak Bersama Siapapun

Ayeshalole
Chapter #11

11. Hilang Akal

Rindu adalah ciptaan Tuhan yang paling rumit dan menyebalkan.

***

00.05

Semesta kian larut. Namun Shafa belum juga memejamkan matanya. Ia baru saja selesai dengan pekerjaannya dan tugas kampus miliknya. Sangat tidak mudah bekerja sembari kuliah. Hal itu jelas dirasakan Shafa. Apalagi harus hidup jauh dari keluarga, tentunya berat.

Shafa adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Abangnya sedang pergi melaut, sebab ia seorang nahkoda. Sedangkan Shafa masih kuliah jurusan sastra, sebab ia ingin jadi dosen dengan jurusan yang sama. Sedangkan adik lelakinya, masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan kelas satu.

Hidup tanpa Ayah tentu tidak mudah. Karena itu, sejak kepergian Ayahnya, Shafa hanya bisa mengandalkan abangnya dan Iyan. Kalau abangnya sedang pergi melaut, tentu saja Shafa akan berpulang pada Iyan. Namun, kalau dua-duanya tidak ada, mau tak mau Shafa seorang diri.

Baru saja ia akan merebahkan badannya, Shafa teringat akan naskah yang Anjas berikan siang tadi. Ya, agaknya Shafa masih memiliki pekerjaan yang belum usai. Diraihnya tumpukan kertas itu dari atas meja dekat kasurnya. Entah mengapa Shafa selalu tidak suka membaca dengan format pdf, Shafa selalu suka versi cetak.

Hilang Akal

Karya : Reiyan Pramudya

Dunia Shafa seakan berhenti. Bukankah itu nama Iyan? Apakah ini benar-benar milik Iyan? Shafa mulai membaca lembar demi lembar.

Dari pagi kau menanti

"Ada bahagia apa hari ini?"

Menjelang sore kau masih menanti

Tak ada yang datang

Maka pulanglah

Kau akan menemukannya.

---

Kata untuk berdoa,

Doa untuk mengharap,

Harap untuk diaamiinkan,

Diaamiinkan untuk yang baik,

Baik untuk yang baik-baik,

Baik-baik untukmu, sayang.

---

Di sepertiga malam terakhir,

Daun jatuh....

Seperti rindu-rindu

yang berguguran,

Setelah namanya disebut

dalam doa-doa.

---

Lembar demi lembar Shafa baca. Seolah ada huru-hara yang reda di dalam dada. Seperti singa yang tiba-tiba jinak. Seperti api yang tiba-tiba padam. Seperti rindu yang menemukan obatnya. Seperti Shafa yang menemukan Iyan di dalamnya.

Puisi memang tak bicara, tetapi kata-katanya mengandung segala rasa. Puisi tidak pernah berdusta atas segala perasaan yang diungkapkan lewat kata-kata. Bahasa puisi adalah bahasa paling jujur. Lukanya adalah air mata, sukanya adalah cinta dan rindunya akan terus meronta-ronta.

Hingga Shafa sampai pada lembar terakhir,

Jarak tercipta dengan sengaja.

Supaya rindu-rindu berkerumun

dan meronda,

yang kemudian menronta-ronta

dan berakhir ingin berjumpa.

Lihat selengkapnya