Ketika Kau Tak Bersama Siapapun

Ayeshalole
Chapter #19

19. Semesta tanpa cahaya

Manusia memang suka mempermainkan manusia lainnya. Salah satu caranya, yaitu dengan menganggap kekhawatiran sebagai candaan.

***

Dunia malam memang tak sering dibicarakan. Tapi ia ada dan hidup di sekeliling kita. Malam tiba, Iyan dan Jovi benar-benar pergi ke pub hanya untuk menemui Bimo dan Erdin. Alasannya, untuk mengintrogasi mereka.

Dentuman suara musik yang begitu keras serta pencahayaan yang minim membuat kedua lelaki itu meringis dan sedikit mual karena bau alkohol yang begitu tidak mengenakkan.

"Anjir mau muntah gue," ungkap Jovi.

"Jan katro banget lah."

"Gak enak banget baunya."

"Gila Jop, orang-orang kok pada keren amat bajunya. Lah gue cuma pake jeans pendek, mana belel lagi."

"Apalagi gue, cuma pake sandal toilet. Huek, gila mau muntah nih. Buruan ah cari Bimo sama Erdinnya, huek."

"Eh jan muntah sekarang dong."

Iyan dan Jovi bergegas mencari Erdin dan Bimo. Dari ujung ke ujung, terus menerus Iyan mengucap istighfar karena kanan kirinya penuh dengan godaan. Belum lagi Jovi yang dari tadi mual terus udah kayak orang hamil dua bulan.

Belum sempat menemukan Bimo dan Erdin, ponsel Iyan berbunyi. Nama Ipan tertera di sana.

Apaan lagi sih ni bocah, batin Iyan.

"Dimana lo?"

"Bukan urusan lo."

Iyan mematikan panggilan sepihak, dan memilih melanjutkan pencariannya.Akhirnya, syukur alhamdulillah kita ucapkan, Iyan dan Jovi menemukan Bimo dan Erdin yang tengah duduk menunggu keduanya.

"Lama banget lo datangnya," ucap Bimo.

Jovi mencoba santai dan tidak memperlihatkan rasa mualnya, "Biasa abis jajan dulu. Eh apa kabar lo?"

"Kita baik kok, ada apaan nih kalian mau gabung sama kita? Tumben banget."

Iyan dan Jovi tertawa garing, mencoba mengakrabkan diri dengan Bimo dan Erdin. "Pengin cari pengalaman."

Erdin menganggukkan kepalanya, "Mau minum gak?"

"Ada ale-ale gak sih di sini?" Iyan segera menginjak kaki Jovi.

Erdin terbahak, "Lo ke pub cuma mau cari ale-ale?"

"Ya enggak. Gue udah sering minum gituan, sekali-kali pengin minum ale-ale. Ye gak Yan?"

Iyan hanya menghela napas pasrah seraya menggelengkan kepalanya. "Bodo amat, Jop," gumamnya.

"Eh Er, Bim, gue mau tanya dong."

Bimo dan Erdin melirik ke arah Iyan, "Paan?"

Lihat selengkapnya