Terkadang, manusia terlalu mempercayai kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi. Sehingga mampu melatarbelakangi sakit hati.
***
"Gue pergi dulu Rim," pamit Iyan kepada Rima saat ia hendak pergi menyusul Shafa.
"Kemana lo? Ipan gimana?"
Iyan menggaruk tengkuknya, karena sebenarnya ia juga bingung. Shafa dan Ipan adalah dua manusia yang penting dalam hidup Iyan. Sialnya, kini keduanya membutuhkan peran Iyan. Namun, Iyan terlanjur berjanji pada Shafa untuk datang. Jadi ia tak mungkin mengingkarinya.
"Gue ada urusan penting banget Rim, gue titip Ipan ya? Gue janji nanti gue ke sini lagi besok."
"Oh gitu. Yaudah."
"Makasih ya, gue pergi dulu."
"Hati-hati."
"Iya."
Iyan pergi dari rumah Ipan. Di pikirannya, hanya ada Shafa, Shafa, dan Shafa. Cerita Shafa membuat Iyan begitu mengkhawatirkan gadis itu. Apalagi saat ini Shafa pasti begitu membutuhkan seseorang yang membuatnya merasa aman. Iyan takkan membiarkan siapapun mengambil posisi itu, sebab Iyan yakin Shafa hanya meminta dirinya.
Karena pikiran Iyan tidak berfungsi seperti biasanya dan hanya dipenuhi oleh Shafa, lelaki itu mengendarai motor dengan begitu tiada akhlaknya. Main serobot aja. Sampai ia hampir menabrak angkot.
"Woi ati-ati dong, jan*uk!!" pekik si supir.
"Maap bang, maap!"
Lagi, ketika ia sampai di gang menuju kosannya, ia hampir menabrak tukang jual donat keliling.
Donat-donat, aneka rasa....
"Woi Mas! Ati-ati dong, kalau dagangan saya jatuh emangnya Mas mau tanggung jawab?"
"Maap bang, gak sengaja."
Untungnya, Iyan sampai di kosan dengan selamat. Ketika ia sampai di kosan, ia langsung mandi bebek, pakai baju yang rapi, minum minyak wangi biar harum kayak mayat baru, dan mempersiapkan apa yang perlu dipersiapkan. Karena sangking berisiknya, membuat Jovi bangun dari tidurnya.
"Apaan lagi sih Yan? Berisik banget perasaan dari pagi."
"Diam deh."
Jovi mengendus-endus hidungnya, "Bentar deh. Kok wangi banget? Mau kemana lo?"
"Gue mau nyamperin Shafa."
"Ada angin apa lo nyamperin dia?"
"Udah nanti gue ceritanya. Eh gue pergi dulu ya, titip kosan."
"Iya, iya. Ati-ati."
"Doain gue ya."
"Iye dah."