Ketika Kau Tak Bersama Siapapun

Ayeshalole
Chapter #36

36. Yang tak dibiarkan terganti

Semua yang terganti, mengganti, dan diganti adalah atas izin Tuhan. Sederhananya, semua itu karena Tuhan yang menginginkan dan tentu saja yang manusia butuhkan.

***

"Yan, mau pulang sekarang?"

"Nanti ah, aku mau tidur dulu. Zuhur aku dibangunin ya."

"Iya. Eh, aku pinjem motornya sini."

"Mau ke mana?"

"Indoapril."

"Mau dianter?"

"Gak usah, kamu tidur aja."

"Yaudah, hati-hati ya. Nih kuncinya."

"Iyaa. Dah, pintunya gak aku kunci yaa."

"Hm."

Suara motor terdengar kian menjauh. Iyan menarik selimut kemudian ia menutupi seluruh badannya. Aih, Iyan merasa dipeluk Shafa tiba-tiba karena aroma bantal dan selimutnya adalah aroma khas Shafa. Kadang, perihal melupakan manusia suka lemah hanya karena sebuah aroma.

Dalam hitungan menit, Iyan sudah terlelap meskipun tidak terlalu nyenyak. Ia masih bisa mendengar suara di sekelilingnya. Hampir lima menit ia terpejam, hingga terdengar suara pintu terbuka. Iyan pikir itu Shafa, tetapi Iyan malas bangkit dan mager untuk membuka mata. Jadi ia memilih melanjutkan tidurnya.

Namun,

"Duh, pas banget Shafa lagi tidur." Iyan membuka mata ketika mendengar suara lelaki. Artinya itu bukan Shafa. Namun Iyan memilih tetap diam untuk tau apa yang sebenarnya ingin lelaki itu lakukan.

"Kamu agak berisi ya Fa," ucap lelaki itu.

Tiba-tiba Iyan merasa kasur sebelahnya menjadi berat dan ternyata lelaki itu berbaring di sebelahnya. Iyan mendadak curiga.

Ini orang mau ngapain coba? Untung Shafa lagi ke Indoapril.

Tangan lelaki itu memeluk Iyan yang tertutupi dengan selimut. Erat dan begitu erat hingga Iyan benar-benar ingin memberontak.

Gak boleh berontak, kan ceritanya gue jadi Shafa. Sialan ini cowok ngapain sih?!

"Fa, aku udah gak tahan. Pengin banget sama kamu." Tangan lelaki itu mulai berkeliaran kemana-mana dan membuat Iyan hampir kehabisan kesabarannya. Berulang kali Iyan tepis tangan lelaki itu, tetapi tetap saja ia lakukan.

"Ih, kok kamu gemesin sih. Malu tapi mau ya? Ayo mumpung sepi."

Anjir ni orang!! Mau mesum sama Shafa ternyata!

Tak lama kemudian, suara deru motor terdengar. Dalam hati Iyan bersorak karena Shafa datang tepat waktu sebelum dirinya benar-benar ternodai oleh lelaki sialan ini!

Cklek!

"Yan---Loh, Bang Anjas?"

Anjas melepas pelukannya terhadap Iyan dan segera bangkit, kemudian terheran sembari menatap Shafa yang sekarang tengah berdiri di ambang pintu.

"Loh, Fa. Kalau lo di situ, di dalam selimut siapa?"

"Gue."

Anjas menoleh dan mendapati Iyan dengan wajah memerah menahan amarah.

"Anjir!"

Iyan meminting kerah baju Anjas, "Mau macem-macem kan lo sama Shafa?!"

"Enggak."

"Pala lo enggak. Oh, jadi lo atasan yang kurang ajar sama karyawannya?"

Anjas berusaha melawan, tetapi kalah karena tenaga Iyan jauh lebih besar. "Enggak."

Lihat selengkapnya