Ketika Kau Tak Bersama Siapapun

Ayeshalole
Chapter #38

38. Berdampingan lebih lama

Jika mampu berdampingan lebih lama, rasanya ingin kupeluk kata-kata yang kelak akan membuatmu sadar bahwa diam adalah bentuk sayang paling dalam.

***

01.08

Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya, hening. Yang terdengar hanya suara lalu lalang setan yang mungkin tak sengaja menyenggol benda-benda sekitarnya. Yang paling jelas terdengar adalah suara nyamuk yang terngiang di telinga. Itu menjadi satu-satunya alasan mengapa Iyan belum juga terlelap saat ini.

Dalam benaknya terheran, bagaimana mungkin Ipan bisa hidup dengan kondisi rumah seperti ini? Rumah kecil yang kotor, belum lagi asbes yang bolong dan mengakibatkan bocor dibeberapa titik. Bagaimana mungkin Ipan bisa betah, sedangkan keadaan rumah mereka sebelumnya jauh lebih baik dan bisa dibilang sangat baik. Apa yang membuat Ipan bisa seperti ini?

"Nyamuk di rumah gue kayaknya gak suka sama lo, makanya demo," ucap Ipan tiba-tiba.

Kini, kedua lelaki itu berbaring bersebelahan. Sama-sama terlentang menatap asbes yang bolong-bolong sehingga terlihat warna langit malam.

"Lo bisa tinggal di tempat kayak gini?"

"Kenapa enggak?"

"Karena apa dan siapa lo bertahan?"

"Karena... Mascuk, Wawan, Ojil, Kipli, Bandi, terus Bu Mijah, Pakde Sobri, Bu Yanti, semuanya."

"Kenapa lo mau-maunya dijajah sama orang lain? Kenapa lo gak memerdekakan diri lo sendiri?"

Ipan terkekeh, "Pasti lo udah dicekokin tentang rumus kemerdekaan sama Mascuk."

"Jawab anjir."

"Bawel lo, sotong. Karena gue juga pernah menjajah hidup mereka yang membuat mereka berkorban untuk kemerdekaan diri gue. Kalau kata Mascuk, hidup adalah perihal pembalasan. Apa yang gue lakukan, adalah upaya Tuhan untuk membalas kebaikan yang udah mereka lakukan untuk gue."

"Dan lo lakuin itu juga ke gue? Biaya kuliah gue, kos gue, terus uang yang lo transfer ke gue?"

"Mungkin."

"Kenapa lo bisa sampai sejauh ini?"

"Karena gue ingin dan Tuhan kasih izin."

"Gimana lo tau kalau Tuhan kasih izin?"

"Sederhana aja, semua yang terjadi kemarin, saat ini, besok, bahkan nanti, semuanya adalah atas izin Tuhan. Kalau Tuhan gak kasih izin, ya gak akan terjadi. Bahkan ketika lo di sini dan lo kepoin, kalau Tuhan gak kasih izin gue buat jawab, ya gue gak akan jawab. Bahkan untuk berimanpun, harus atas izin Tuhan.

"Gaya lo, ngomongin iman."

"Hahaha, biasa setan lagi tobat bentar."

"Lo gak pernah capek hidup gini-gini aja? Rumah sumpek, seadanya banget, mana baju lo cuma beberapa yang bagus, sisanya baju partai semua. Udah gitu kumuh."

"Terus lo maunya gue hidup kayak apa?"

"Ya apa kek. Papa dulu dewan, lo punya peluang besar untuk hidup jauh lebih baik."

Lihat selengkapnya