Ketika Kau Tak Bersama Siapapun

Ayeshalole
Chapter #40

40. Jika kita memilih pergi

Jika pada akhirnya kita memilih pergi, harusnya kita sudah bisa mengerti. Akankah dengan pergi akan memperbaiki keadaan, atau malah sebaliknya.

***

Shafa menatap bangunan di hadapannya. Bangunan yang sejak beberapa hari lalu sangat ia hindari. Namun, hari ini ia harus berani datang. Setidaknya untuk membereskan barang-barangnya yang ada di tempat kerjanya. Ya, hari ini Shafa resmi keluar. Perusahaan itu menerima surat pengunduran diri Shafa. Ya, melegakan memang. Setelah ini, Shafa takkan lagi berhadapan dengan manusia iblis macam Anjas.

Gadis itu melangkah masuk seperti biasanya, menyapa orang-orang yang ia kenal, melempar senyum kepada siapapun, kalau perlu ya ngobrol-ngobrol sedikit. Shafa terkenal ramah, juga sopan terhadap siapapun. Jangan heran kenapa hampir seluruh karyawan di sini mengenal Shafa. Gadis itu menghela napas setelah sampai di mejanya. Sedikit berat meninggalkan pekerjaan ini, tetapi Shafa harus melakukannya. Keputusan Shafa sudah bulat, tak dapat diganggu gugat.

Setelah berpamitan pada atasannya, termasuk Anjas, Shafa membereskan barang-barangnya yang cukup mengundang perhatian karyawan lain.

"Mau ke mana lo?" tanya Dion yang tiba-tiba menghampiri Shafa.

"Gue resign."

"Kenapa? Gak butuh uang lo?"

"Sembarangan! Bantuin bawain ini yok, ke depan?"

"Okelah."

Shafa menyerahkan satu kardus berukuran sedang dan membiarkan Dion membawanya. Sedangkan dirinya membawa barang-barang yang tak cukup banyak. Dion berjalan mendahului Shafa ketika ia tau bahwa taxi online pesanan Shafa sudah tiba.

"Fa, kok keluar sih? Gak asik nih gak ada lo."

"Fa, ada masalah apa?"

"Pasti gara-gara masalah sama Rena."

"Emang iya Fa gara-gara itu?"

"Shafa, jangan lupain gue ya!"

"Good luck, Fa!"

Shafa hanya menanggapi itu seadanya dengan senyuman. Ketika ia hendak keluar, di ambang pintu, seseorang menabraknya dan membuat barang-barang digenggamannya terjun ke lantai.

"Eh maaf sumpah gak sengaja," ucapnya.

Baru saja Shafa hendak meraihnya, gadis yang menabraknya sudah lebih dulu meraih meraih dan membereskan barang-barang Shafa.

"Nih, maaf ya. Gue bener-bener gak sengaja sumpah."

Shafa menerima barangnya dengan senyuman, setulus mungkin. "Santai aja kali. Makasih Ren, gue duluan."

"Fa." Shafa kembali menatap Rena dengan satu alis terangkat.

"Ya?"

"Gue minta maaf. Apa yang gue lakuin ke lo bener-bener gak pantas. Lo boleh kok gak maafin gue, karena emang keterlaluan banget. Seenggaknya gue lega sama diri gue sendiri karena udah berani minta maaf ke lo. Gue harap, kemunduran lo bukan karena gue."

Shafa tersenyum, "Gue udah maafin kok. Gue mengundurkan diri bukan karena lo, tenang aja."

"Oh iya Fa, gue tau siapa yang melecehkan lo waktu itu."

"Lo tau gue di---"

Lihat selengkapnya