Ketika Kau Tak Bersama Siapapun

Ayeshalole
Chapter #47

47. Bangkai yang tercium baunya

Sekeras apapun menutupi,

Tuhan alam semesta selalu punya upaya untuk membuat manusia mengerti. Sebab kejujuran adalah esensi dari alam.

***

Di antara deburan ombak yang semakin dahsyat, Iyan kesulitan untuk menepi. Semakin ia berusaha menepi, semakin ia tenggelam. Seolah ada sesuatu yang menariknya untuk jauh lebih dalam. Seolah ada yang tak ingin Iyan menepi. Seolah ada yang ingin Iyan benar-benar tenggelam.

Pikirannya kacau. Semua yang terjadi benar-benar merusak kehidupannya. Iyan sampai pada fase dimana setiap detiknya ia hanya ingin mati. Semua orang dihidupnya mendadak pergi. Kemarin Shafa, sekarang Ipan. Lantas, siapa lagi yang akan pergi?

Persetan! Iyan benci keadaannya saat ini!

Motor yang ia bawa membabi buta, apalagi ketika tak sengaja ia melihat seseorang tengah menempelkan kertas di depan jendela kosnya.

"Woi!"

Seseorang itu menoleh, kemudian ia terkejut. Seseorang itu berlari berusaha menghindari Iyan. Namun usahanya sia-sia, Iyan langsung loncat dari motor, membiarkan motornya jatuh tak berbentuk dan melepas helmnya dengan brutal kemudian segera mencekal tangan seseorang itu.

"Sini madep gue anj*ng!"

Iyan mencekal rahang seseorang itu, kemudian meludahinya. "Jadi lo orang yang selama ini neror gue, hah?!"

"Yan---"

"Jawab bang*at!"

"Gue---"

Bugh!!!

Bugh!!!

Bugh!!!

"Woi! Yan! Lo apaansi?!" pekik Jovi ketika ia berusaha memisahkan perkelahian antara Iyan dan Akmal. Ya, seseorang itu Akmal.

"Lo gak usah ikut-ikutan Jop!"

"Berhenti bego! Dia bisa mati!"

"Biarin!"

Bugh!

"Stop anj*ng!"

Perkelahian itu berakhir ketika Jovi harus tega melemparkan satu bogeman ke wajah Iyan. Sebab, kalau gak digituin, pasti gak akan berhenti. Jovi tau Iyan seperti apa.

"Sekarang, jelasin ada masalah apa kalian berdua," ucap Jovi berusaha menengahi dan berusaha menciptakan jarak antara Iyan dan Akmal.

Di antara napasnya yang terengah-engah dan matanya yang menyorotkan amarah serta kesedihan, Iyan menunjuk Akmal. "Baj*ngan ini yang udah neror gue Jop! Dia mengkhianati gue! Dia yang nulisin ini semua! Anj*ng lo!"

Jovi menatap Akmal yang tengah sibuk menghentikan darah di hidungnya. "Bener Mal?"

Lihat selengkapnya