Setelah masuk kelas, tubuh gendut Dinda terlihat penuh keringat. Maklum, jarak antara panti dan sekolah satu setengah kilometer! Jarak cukup jauh bagi Dinda, yang harus berjalan kaki ke sekolah.
Jam sudah menunjukkan pukul enam lewat empat puluh menit. Lima menit lagi, waktu masuk sekolah tiba. Pelajaran pertama akan segera dimulai.
Ibu Guru Tatik sudah berada di dalam kelas, seperti biasanya. Sebelum pelajaran dimulai, Ibu Guru Tatik mengecek tas murid-muridnya. Takutnya, ada yang membawa barang-barang aneh. Biasanya, para siswa laki-laki yang suka aneh. Ada yang membawa gir sepeda, rantai, pisau, bahkan DVD porno. Siswa lelaki memang macam-macam, katanya anak zaman now. Namun, tak semua siswa lelaki seperti itu.
Kontrol pagi ini, Ibu Guru Anisa tidak menemukan apa-apa. Mungkin, karena sering ketahuan, mereka jadi berjaga-jaga. Maklum, Bu Tatik adalah wali kelas XII IPA I!
Setiap makhluk yang bernyawa diharuskan belajar dari setiap perjalanan hidup. Membaca seluruh perjalanan, menuliskannya dalam bingkai praktik yang harus dijalani. Tak ada yang ditinggal, semua wajib dipelajari.
Dengan adanya pelajaran hidup, membaca sejarah kehidupan masa lalu, kita bisa memperbaiki, melakukan introspeksi diri dalam rangka meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Untuk mencapai seluruh impian dalam kehidupan, interaksi antar manusia dengan manusia dan interaksi antara manusia dengan Allah harus sejalan, sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Perintah membaca dan menulis merupakan sebuah kewajiban bagi kita, tercantum pada Surah Al-Alaq ayat satu sampai lima. Wahyu yang pertama kali diterima oleh Nabi SAW di saat berkhalwat di Gua Hira.
Arti Surah Al-Alaq satu sampai lima. Pertama, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!” Ayat ini menjelaskan, agar kita memperbanyak membaca. Awal dari seluruh rangkaian perubahan kehidupan yang dituntun oleh Allah langsung lewat Al-Qur’an adalah perintah membaca. Ayat inilah yang mengilhami kita, perintah membaca itu sangat wajib. Karena, hanya lewat membaca, kita bisa mengetahui sejarah kehidupan masa lalu, menjadikannya sebagai dasar ilmu pengetahuan.
Kedua, “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” Dalam ayat ini, Allah menjelaskan, kita, manusia, tercipta dari segumpal tanah. Adam merupakan manusia pertama yang tercipta dari tanah. Selanjutnya, manusia berikutnya dari segumpal darah yang berada di dalam rahim wanita. Meskipun, pada hakekatnya, spermatozoid yang dihasilkan laki-laki, pun induk telur yang berada pada rahim wanita berasal dari tanah. Ia berasal dari saripati tumbuhan.
Ketiga, “Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah” Dalam ayat ini, Allah mempertegas, membaca adalah suatu hal yang sangat penting dan bersifat wajib. Hal ini sebagai jalan untuk membuka ilmu-ilmu pengetahuan kepada diri manusia itu sendiri. Inilah bukti, Allah Maha Pemurah kepada seluruh ciptaanNya.
Keempat, “Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (alat tulis)”. Ahli tafsir Imam Asy-Syauqani dalam kitabnya, Fathul Qadir, menjelaskan, qalam yang dimaksud adalah alat tulis. Beliau mengatakan, Allah telah mengingatkan kepada kita, betapa pentingnya ilmu menulis! Bukankah ilmu-ilmu diteliti dan kitab-kitab yang Allah turunkan, melainkan semuanya dengan tulisan?! Sesungguhnya, kalau bukan karena adanya tulisan, maka tidak akan tegak urusan agama! Begitu juga, dengan perihal dunia. Bahkan, Badiuzzman Said An-Nursi, ulama dunia asal Turki, pun berdakwah lewat tulisan ketika Beliau diasingkan, tidak boleh melakukan interaksi dengan masyarakat Turki oleh pemerintah yang ingin mengubah sistem kenegaraan menjadi komunisme.
Kelima, “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Di sini, Allah ingin menjelaskan, bagaimana menyebarluaskan, mempertahankan keilmuan, agar tetap bertahan, seiring dengan perubahan zaman. Semua ini tidak lepas, agar manusia lainnya sesudah kita, bisa mengetahui dan mempelajarinya lagi. Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan pegangan hidup yang sempurna. Karena, Allah sendiri yang menjaga kemurnian isi Al-Qur’an. Al Qur’an adalah kitab suci yang tak bisa diragukan dan dipungkiri lagi kebenarannya.
Ketika Allah telah menyiapkan pegangan hidup buat kita, baik dari segi hukum, ekonomi, pendidikan, keluarga, maupun bernegara, mengapa kita mencari pegangan lain lagi?! Terkadang, kita mendustai nurani sendiri. Mementingkan harga diri, pangkat, dan kedudukan. Lupa jika semua itu hanyalah sebuah amanah yang dititipkan untuk dipertanggungjawabkan pada saatnya nanti. Begitu juga, dengan seorang anak. Anak adalah hibah dari Allah SWT sebagai perhiasan, kebanggaan kedua orangtua, dan belahan jiwa yang menjadi sumber kebahagiaan. Itu semua tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 46 yang artinya: “Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal, lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu, serta lebih baik untukmu menjadi harapan.”
Ibu Guru Tatik sudah bersiap, memulai pelajaran. Seluruh anak-anak sudah dikontrol satu persatu apa yang dibawa ke sekolah hari itu. “Anak-anaku, silakan, dibuka buku pelajaran agamanya! Baca dan pahami apa yang tertera di sana! Nanti, Ibu jelaskan!” kata Ibu Guru Tatik.