"Saya akan beri kamu cek dengan nominal satu miliar, asal kamu pergi meninggalkan anak saya, dan pergi jauh dari kota ini," ujar seorang wanita paruh baya berpakaian serba mahal, pada seorang gadis yang kini duduk di hadapannya. Matanya menatap penuh intimidasi pada gadis itu.
Mendengar nominal yang disebutkan tadi, tentu saja membuat Shema berbinar. Sebelum ini, ia tidak pernah melihat uang sebanyak itu. Maklum saja Shema lahir di keluarga dengan keadaan ekonomi serba pas-pasan.
Tapi tunggu dulu, memangnya siapa wanita yang ada di depannya ini? Tadi Shema sedang ada di pinggir jalan sedang menunggu salah satu temannya datang, lalu tiba-tiba ia dihampiri oleh wanita paruh baya dengan penampilan serba mewah yang baru saja turun dari mobil seharga miliaran rupiah. Kemudian wanita tersebut mengajak Shema masuk ke kafe yang letaknya dekat dari sana. Shema sih menurut saja, meski bingung siapa yang menghampiri, dan mengajaknya ke kafe. Di pikiran Shema, mungkin saja dia orang kaya yang sedang gabut, dan mau bagi-bagi rezeki dengan mentraktir di kafe. Sungguh positif thinking sekali Shema ini.
"Memangnya anak Tante ini siapa ya?" tanya Shema.
"Saya bukan tante kamu ya. Panggil saya 'nyonya'!" ketus wanita paruh baya itu.
Meski sedikit tidak terima karena diketusi seperti itu, tapi Shema mencoba sabar, dan bertahan. Demi uang satu miliar yang tadi tentunya. Itu pun kalau wanita yang mungkin seusia ibunya tersebut tidak salah menghampiri orang.
"Ah ya baik, Nyonya. Saya tidak tahu siapa yang Anda maksud. Benar Anda berurusan dengan saya? Bisa jadi Nyonya salah orang," kata Shema.
"Saya tidak salah orang. Memang kamu yang saya cari selama ini. Orang-orang saya sudah menyelidiki tentang kamu," ujar wanita itu.
Seketika Shema merasa sebal, karena berarti selama ini sudah ada yang mengorek-ngorek kehidupannya.
"Kamu Ashema Kemala pacar Denan kan? Saya Soraya, ibunya Denan."
Sontak Shema membulatkan matanya mendengar pengakuan itu.
Jadi ini ibunya Denan pacarnya? Wow, Shema terkejut bukan main. Maklum saja, selama beberapa bulan menjalin hubungan dengan Denan, Shema belum pernah dikenalkan dengan orang tua pacarnya tersebut. Kan menurut Shema hubungan mereka belum seserius itu, apalagi Shema masih dua puluh tahun, dan masih kuliah. Jadi, menurutnya tidak perlu mengenal orang tua pacar, meski Denan pernah mengajaknya berkunjung ke rumah.
"Jadi, Nyonya ibunya Denan." Shema mengangguk-angguk. "Dan Nyonya ingin saya meninggalkan Denan begitu?"