"Masya Allah.... Tiap kali lihat, selalu kelihatan tambah cantik dari hari ke hari." Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Erhan ketika melihat Caliana yang baru saja kembali melangkah masuk ke dalam rumah, hendak membawa tas.Ia yang mengantarkan keponakannya pergi menuju rumah sahabatnya selalu saja memuji kecantikan calon ibu keponakannya itu. "La, itu beneran calon Mama kamu? Kamu gak bohong? Barter aja gimana? Biarin Uncle PDKT sama dia, toh kalo Uncle nikah sama dia, dia juga baka jadi Onty kamu." Keponakannya itu memutar bola mata. Selalu saja pertanyaan itu yang keluar setiap kali Erhan bertemu Caliana. Sampai-sampai Syaquilla bosan mendengarnya. Namun demikian, ia juga tak bosan untuk menolak. "Enak aja, Qilla dah usaha dapetin Itan buat Papa, masa mau diterobos sama Uncle.""Ya Allah, La. Papa kamu kan bisa cari cewek lain. Tuh si Anastasia juga belum habis, pepet aja dia. Dia lebih cocok sama Papa kamu yang tua." Pukulan keras sampai di lengannya. Erhan mengaduh dan mengusap lengannya. "Kamu kok malah pukul Uncle sih?""Uncle itu sadar donk. Kalo ngomong kok gak nyadar usia. Kayak masih muda aja..trus apa tadi? Tante Anas?" Syaquilla mencibir. "Kalo Carina bilang, Tante Anas itu lebih cocok jadi istrinya om-om menjelang kakek, bukannya Papa Qilla.""Papa kamu juga menjelang kakek." Jawab Erhan lagi. "Emang apa salahnya sama dia? Cantik iya, seksi bin semok juga iya. Model pula. Emang kamu gak mau punya Mama terkenal. Lagian kamu, namanya itu Anastasia, bukan Anas. Emangnya kamu pikir dia surat penangkal jin apa. Anas-anas segala." (Merujuk pada surat An-Nas dalam Al-Qur'an yang isinya meminta pertolongan dari gangguan jin, setan dan manusia)."Ya, soalnya kata Carina, penampilan tante Anas itu lebih kayak gangguan setan secara nyata. Pake baju kurang bahan, ngiklanin paha sama dada. Emang gitu ya kalo tampilan model? Mana make-upnya tebel banget. Kasihan Papa nanti harus modalin Tante Anas biaya buat oplas, botox sama beli serum import." "Yey, anak kecil tahu apa. Lagian temen kamu si Carina itu kayak anak yang lahir jaman old aja. Pikirannya ketuaan. Jangan hakimi penampilan model semuanya kayak gitu. Kalo ibarat peribahasa, kamu tuh nilai dia kayak 'akibat nila setitik rusak susu sebelanga'. Satu model yang terlalu cantik, rusak image model lainnya. Ada kok model yang tampilannya rapi, tertutup.""Masa? Siapa?""Tuh, model baju muslim." Lagi-lagi Syaquilla memukul lengan pamannya. "Kamu ini kenapa sih, mukul-mukul mulu? Mau Uncle laporin ke komnas perlindungan pria tampan mapan rupawan? Dihukum gak dikasih uang saku baru tahu." Lagi, Erhan mengusap lengannya."Habis Uncle itu kalo ngomong suka bener." Qilla tertawa terbahak. "Ya iya kalo model baju muslim pasti tertutup. Masa iya pake bikini." "Lah kamu juga kalo nge judge kagak kira-kira. Nih ya, Uncle kasih tau. Penampilan orang dari luar gak selalu nunjukkin karakter asli orang sebenarnya. Misal, kamu lihat aktor meranin antagonis di film, kan bisa jadi aslinya itu ramah tamah, baik hati dan tidak sombong. Sebaliknya, aktor yang kelihatan selalu meranin protagonis gak selamanya ramah diluaran.""Iya, kalo itu Qilla juga tahu. Namanya tuntutan peran. Tapi kan Tante Anas itu beda. Kerjaannya nyosor-nyosor mulu. Kalo kata Carina, udah kayak bebek nemu pantat. Maunya matok mulu.""Ya ampuuunnn... Qilla. Bahasa temen kamu tuh. Lama-lama Uncle ruqiah tuh anak. Apa perlu Uncle lakban sekalian? Komen kok pedes amat kayak gitu.""Jangan salah, gitu-gitu juga dia pinter. Gini-gini kita ini masuk sepuluh besar tahu!" "Tempe ditumis dikecapin pake bendot." Jawab Erhan sekenanya. "Sepuluh besar aja bangga. Apa kabar jadi juara umum?" Cebik Erhan.Caliana dan Carina keluar dari pintu dan masuk ke bagian belakang mobil. "Kenapa gak masuk dulu?" Tanya Caliana dengan ramah. "Gak ah, Qilla malu.""Kok malu?" Caliana balik bertanya. "Malu bawa uncle malu-maluin kayak dia." Syaquilla melirik pada pamannya. "Eh, uncle kamu. Aku pikir supir baru." Carina meledek. Erhan mendelik dari kaca spion. Ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, tapi Erhan dan Carina itu memang seperti kucing dan tikus kalau sudah bertemu. Ada saja keributan yang dibuat.
"Tawaran Uncle kayaknya Uncle cancel deh, La." Ucap pamannya seraya menyalakan mesin mobil.
"Tawaran yang mana?" Tanya Syaquilla heran.