Ketika Rindu Bersujud Di Haramain

Bumi Bercerita
Chapter #2

2. Diantara Kepastian & Kesunyian Di Kota Nabi

Pagi di Madinah Al-Munawwarah. Aisyah mendapati dirinya berdiri di tengah deretan jamaah yang bergerak bagai arus sungai menuju Masjid Nabawi. Ia telah melewati hari-hari pertama di Kota Nabi, mencoba menambal lubang hati dengan keagungan sejarah yang tersemat di setiap tiang masjid.

Setiap salat di Raudhah, ia merasa Farhan begitu dekat seolah ruhnya juga ikut bersujud di taman surga. Namun, ketika bangkit, jurang kehilangan itu kembali menganga, disusul oleh desakan janji yang harus ia tunaikan.

Kartu nama Hasan Al-Arif nama yang menyimpan misteri dan amanah suci kini terasa seperti sebongkah batu panas di genggamannya. Farhan pernah berkata, Hasan adalah seseorang yang hidup dengan prinsip ‘Jangan Biarkan Dunia Menjajah Hatimu’. Perkataan itu kini terasa nyata saat Aisyah berusaha menghubunginya.

Setelah salat Dhuha, Aisyah memberanikan diri. Ia tidak ingin menelepon dari kamar, karena suasana Madinah menuntut keberkahan. Ia memilih sudut sepi di pelataran hotel, di bawah teduhan pohon kurma yang tampak tua dan bijaksana. Angin berhembus sejuk, membawa aroma padang pasir bercampur wangi bunga dan kemenyan.

Bismillah, bisiknya, memanjatkan doa, memohon agar Allah melunakkan hati manusia yang akan ia hubungi.

Panggilan pertama… Berdering dua kali, lalu terputus. Seolah nomor itu sengaja dimatikan, atau pemiliknya memang tidak ingin diganggu oleh noise dunia.

Aisyah menarik napas dalam, merapal istighfar. Ia mencoba lagi. Panggilan kedua. Kali ini berdering hingga batas akhir, namun tetap tak ada sambutan. Aisyah merasa sebilah pisau kecewa mengiris tipis harapan.

“Ya Allah, jika ini adalah ujian kesabaran, kuatkan hamba,” lirihnya.

Ia memutuskan untuk mengirim pesan singkat, mengetik dengan hati-hati, memastikan setiap diksi yang ia pilih bernilai.

 [Aisyah]: Assalamualaikum Warahmatullah. Saudara Hasan, saya Aisyah. Istri dari sahabat Anda, Farhan. Saya tahu ini mungkin lancang. Tapi saya berada di Madinah untuk menunaikan amanah terakhir Farhan yang terkait dengan Anda. Mohon dibalas jika Anda telah selesai dari kesibukanmu. Saya akan menunggu, seberapa pun lamanya.

Lihat selengkapnya