Ketika Rumah Bukan Tempat Tinggal

Putri Zulikha
Chapter #27

Epilog

11 tahun kemudian

Kelabu tumbuh menjadi gadis yang cerdas. Bahkan, dia berhasil menjadi lulusan tercepat di universitas negeri favorit di Indonesia dengan predikat pujian (cumlauder). Namun, selama ini dia harus berjuang melawan ketakutannya ketika harus pergi seorang diri ke tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya dan belum ada orang yang dikenalnya. Dia selalu deg-degan dan risau ketika harus melalui hal itu. Makanya dia selalu mengajak teman untuk menemaninya, bahkan untuk sekadar pergi beli jajan. Dia rela tidak jadi jajan kalau tidak ada teman yang mau diajaknya.

Namun, jika terpaksa dia pun bisa pergi sendiri dengan mempersiapkan mental sebelumnya. Sejak SMP dia selalu memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan gurunya meskipun keringat dingin di tangannya dan jantungnya seperti genderang perang. Bahkan, tak jarang benaknya terasa agak sakit ketika harus berbicara di depan umum saking groginya. Namun, dia selalu memaksakan diri hingga lama-lama terbiasa mengatasi ketidakpercayaan dirinya.

Ya, terkadang sesuatu yang baik memang harus dipaksa untuk menjadi bisa karena terbiasa. Kalau kata pepatah sih ‘terbentur, terbentur, terbentuk’ dan satu lagi, ‘terpaksa, terpaksa, terbiasa’. Begitulah hidup semestinya dijalani.

Kini, dirinya telah menjadi seorang guru bahasa Indonesia yang juga bisa dikatakan sebagai seorang penulis. Sampai sekarang dia sudah berhasil menerbitkan novelnya menjadi sebuah buku dan ketiga novel lainnya baru diterbitkan secara online di kwikku. Bahkan, sekarang ini dia masih tetap berusaha menulis di sela-sela kesibukannya menjadi seorang guru di sekolah swasta. Ya tidak heran karena sedari kecil dia suka sekali membaca.

Saat sedih pun dia kerap menuliskannya menjadi sajak-sajak yang berbaris rapi di buku tulis khusus karyanya atau menjadi curahan hati yang dinarasikan di buku hariannya. Meskipun awalnya grogi setiap hendak berbicara di depan khalayak ramai, Kelabu selalu berhasil menguasai diri dan menjadi santai ketika sudah berhasil melampaui menit-menit pertama. Seiring dengan jam terbangnya yang makin tinggi, kepercayaan dirinya pun makin terasah.

Lihat selengkapnya