Ketika Tidak Berjalan Dengan Semestinya

tirmlk
Chapter #2

First day

“Halo namaku Lucy” sapa Lucy ke arah anak perempuan yang tengah bermain bersama Mona yang kemarin ia mainkan ketika menunggu ibu dan ayah.

Lalu gadis kecil itu menjawab “Hai Lucy! Namaku Anna, dimana mainan kamu?” tanyanya dengan memperhatikan Lucy dari atas ke bawah.

Lucy pun menjawab “Mainanku lagi kamu mainin sekarang, namanya Mona” jawabnya sambil menunjuk ke arah boneka Mona yang tengah dimainkan oleh Anna.

Anna menatap boneka yang tengah berada pada genggamannya dan berkata “ini bukan Mona, ini Daniela” jawabnya yang kemudian meninggalkan Lucy ditengah keramaian anak-anak yang bermain disekelilingnya.

Namun hal lain justru berbeda dengan pandangan sang Ibu, yang sang Ibu lihat adalah Lucy tiba-tiba menjadi sosok anak yang pendiam dan tidak seperti biasanya. Sampai di dalam kelas pun, sang ibu melihat anaknya dari jendela kelas, dan bergumam “Ah mungkin ini baru hari pertama, namanya anak-anak pasti butuh adaptasi dengan lingkungan disekitarnya”

Lalu, Ibu meninggalkan Lucy dan menuju kantin sekolah sambil bercengkrama dengan wali murid lainnya. Ditengah-tengah perbincangan, ada seorang wali yang bertanya dengan Ibu.

“Anaknya memang pendiam yah, Bu?” tanya seorang wali kepada Ibu

“Anak saya biasanya aktif kalau sama teman-temannya, tapi gak tau kenapa dia tiba-tiba jadi pendiam ya” Jawab Ibu dengan nada khawatir memikirkan Lucy yang tak biasanya begini.

“Namanya juga baru masuk sekolah, bu. Jadi wajar aja kalau anak ibu diam, nanti juga ada temannya kok” ucap seorang wali lainnya sambil menenangkan pikiran Ibu.

Ketika grup bermain ini selesai pada pukul 12:00 siang, ibu menyambut Lucy didepan kelas dan langsung mengajaknya pulang ke rumah. Mereka pulang berjalan kaki yang memang tak begitu jauh beberapa blok dari rumah mereka. Lalu diperjalanan Ibu berbincang dengan Lucy.

“Gimana hari pertamanya?” tanya Ibu yang memegang tangan Lucy selama diperjalanan, tersenyum seakan mendapatkan berita baik dari anaknya.

“Aku bosan” Jawab Lucy dengan wajah yang cemberut.

“Kenapa bosan? Kan banyak teman-teman baru dikelas” sambung ibu, memelas melihat ekspresi wajah anaknya.

“Mereka berbeda” Jawab Lucy singkat yang kemudian membuat Ibu heran.

Setelah mendengar jawaban itu, ibu hanya membalas dengan senyum dan mengusap kepala Lucy sembari menenangkan perasaan sang buah hati. Setibanya dirumah, Lucy kembali menjadi Lucy yang ibu kenal, ceria dan penuh semangat dan kembali bermain dengan teman-teman sebaya di lingkungan rumahnya. Sembari Lucy bermain, Ibu menelpon Ayah menceritakan kesan di hari pertama sekolah yang diceritakan Lucy.

*Calling

Ibu: “Halo, Ayah?”

Ayah: “Iya, halo Bu? Gimana, gimana hari pertama Lucy?”

Ibu: “Dia tiba-tiba jadi pendiam, Yah. Ibu juga gak tau kenapa”

Ayah: “Hahahaha yah, Namanya juga baru mulai bu dia kan juga masih anak-anak pasti butuh adaptasi. Kayak Ibu baru pindah aja sih awalnya diam-diam eh sekarang punya teman belanja bareng, kan? hahaha”

Ibu: “Iya ya yah, semoga Lucy besok bisa mulai nyaman ya di grup nya, harusnya sih, iya ya, karena besok sudah mulai hari kedua”

Ayah: “Hahaha iya iya iya.. Mudah-mudahan anak kita bisa segera mengeksplor imajinasinya bersama teman-teman main di sekolahnya ya, Bu”

Ibu: “Iya, yaudah Ayah kembali kerja lagi yah. Ibu mau masak untuk makan malam nanti, jadi makan di rumah kan, Yah?

Ayah: “Iya, ayah jadi makan di rumah. Pulang kantor langsung meluncur ke rumah ngobrol sama si cilik hahahaha”

Ibu: “hahaha dah, ayah”


Setelah mengakhiri telpon bersama ayah, Ibu kembali ke dapur memasak dan menyiapkan makan malam sambil memantau Lucy dari dapur yang memiliki jendela untuk melihat keluar rumah. Hingga tiba pada petang hari, ayah pulang kerumah dan disambut Lucy dengan ceria.

“Assalamualaikum..” ucap ayah ketika membuka pintu rumah dan disambut keceriaan Lucy dari ruang tengah ke ayahnya “Ayaaaah……” teriak Lucy sambil berlari menghampiri ayah.

Lihat selengkapnya