Ketika Tidak Berjalan Dengan Semestinya

tirmlk
Chapter #4

Love story begin

Setelah sekolah berjalan hingga siang hari, dan waktu sudah menunjukan pukul 12:30 bel sekolah berbunyi dan membubarkan semua kelas yang melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Lalu Lucy dan Amira bertemu di Lorong depan kelas dan merencanakan untuk pulang bersama, kebetulan rumah mereka masih satu komplek dan hanya berbeda beberapa blok saja. Namun di depan sekolah, mereka tak sengaja berpapasan dengan Adam yang berjalan ke arah parkiran motor seorang diri dan menyapa mereka berdua yang sedang berjalan kaki, “Eh kalian pulangnya barengan?” tanya Adam kepada Lucy dan Amira.

Lalu Amira menjawab “Beberapa blok aja, lo langsung balik?” tanya Amira kepada Adam. Adam mengangguk dan menawarkan boncengan kepada Lucy, “Lucy, bareng gak?”

Lalu Lucy terbengung dan menolak tawaran Adam “Ah enggak deh, aku bareng sama Amira aja” Amira yang pada saat itu sedang berdiri disamping Lucy nampak menyuruhnya untuk pulang bersama Adam dengan alasan lebih cepat sampai dan lebih aman jika bersama laki-laki.

“Udah sama Adam aja ya Cy, biar cepat sampai. Enakan juga naik motor, kan gak capek. Bareng Adam aja ya, nanti gue bareng sama anak-anak aja gampang kok” paksa Amira yang memintanya untuk bersama Adam. Lalu Lucy pun mengiyakan tawaran Adam untuk pulang bersama dan berboncengan dengannya kerumah. Diperjalanan, Adam bertanya-tanya bagaimana rasanya homeschooling dan mengapa alasannya kembali ke sekolah formal.

“Rasanya homeschooling gimana Lucy?” tanya Adam yang tengah santai mengemudi motornya.

“Ya gak gimana-gimana, Dam. Sendirian aja dirumah hehehe” jawab Lucy dengan sedikit tawanya yang masih malu-malu dan berpegangan erat pada jaketnya Adam.

“Karena sendirian, makanya kamu balik ke sekolah formal ya Cy?” tanya Adam lagi melanjutkan perbincangan.

“Iya juga sih, dan biar ada banyak temen aja” jawab Amira yang mendekatkan telinganya disamping Adam karena tidak mendengar suara Adam dengan jelas, angin terlalu kencang pada hari itu.

“Sebenernya kamu gak membutuhkan banyak teman, yang penting ada yang tulus menjalin hubungan komunikasi dan nerima baik-jeleknya kamu juga harusnya sudah cukup. Makin kesini orang-orang makin ansos. Baiknya di media social aja” tambah Adam.

“Thanks ya sarannya” jawab Lucy merespon pernyataan Adam untuk dirinya.

Tak lama setelah itu, mereka pun tiba didepan rumah Lucy yang hanya berjarak tidak lebih dari 10 menit jika tidak terjebak lampu merah yang memakan waktu lama. “Berhenti disini aja, Dam” minta Lucy kepada Adam. Adam pun mendengarkan permintaan Lucy dan berhenti di depan gerbang rumahnya. Mereka saling berpamitan dan Lucy mengucapkan terima kasih atas tumpangan ke rumahnya.

“Makasih ya, Dam udah anterin balik” ucap Lucy kepada Adam.

“Iya sama-sama ya Lucy. 10 Ribu aja” tambah Adam dengan wajah yang serius kepada Lucy.

“Hah jadi bayar ya? Tar dulu ya” Lucy lalu membuka tasnya untuk mengambil dompetnya.

Adam tertawa dan memintanya menaruh kembali dompet ke dalam tasnya, “Hahaha bercanda ih apaan sih kamu menanggapinya serius banget deh orang bercanda juga hahaha”

“Ya lagian kamu juga ngomong mukanya serius ya aku juga menanggapinya serius” jawab Lucy.

“Hahaha eh hidup tuh jangan serius-serius, nikmatin aja proses yang berjalan” tambah Adam kepada Lucy.

“Maksudnya apa?” tanya Lucy.

Lihat selengkapnya