Tahun pertama di SMA telah usai, dan tiba pada hari seluruh kelas mengadakan class meeting. Adam bertanding basket melawan angkatan kelas 3, dengan gaya cool nya yang menjabat sebagai kapten basket dan mencuri perhatian beberapa anak perempuan pada saat itu. Namun pandangan Adam terpaku hanya kepada Lucy, yang mendukungnya dari barisan suporter di sisi lapangan basket.
“Whoooo!!!!” seru beberapa orang yang ikut mendukung tim andalan mereka masing-masing yang rata-rata adalah siswi di SMA pada saat itu. Dan bukan rahasia umum, alasan mereka berkumpul dan memberikan dukungan kepada tim andalan masing-masing karena ingin menyaksikan pria-pria dengan tubuh tinggi dan atletis memainkan pertandingan basket yang sudah pasti dianggap cool dan macho. Adam memainkan pertandingan dan memamerkan kebolehannya bermain basket dengan disaksikan Lucy. Seketika Amira bertanya “Adam ganteng kan kalo main basket. Lo gak ada rasa sama dia, Cy?
Lucy membalas dengan tersenyum ke arah Amira kemudian kembali memalingkan pandangannya kepada Adam. Amira kembali bertanya “Adam udah pendekatan sama lo sejauh mana?”
Lucy kemudian tertawa dan berkata “Hahaha kamu kenapa sih Mir? Aku sama Adam tuh gak ada pdkt pdkt ah ngaco deh”
“Yaaaa dia nggak sadar” jawab Amira.
“Emangnya kamu tau dari mana Adam deketin aku?” tanya Lucy.
“Ya sekarang mana ada cowok yang bela-belain waktunya untuk antar jemput cewek padahal rumahnya gak searah sama lo Cy?” Lucy terdiam.
Amira melanjutkan kalimat dengan bawelnya “Lagian lo ya, masa gak peka sih? Adam tuh udah suka sama lo sejak gue kenal kalian di hari pertama lo masuk. Lagian kalian sama-sama single kan? Why not?”
“Masa iya?” tanya Lucy, lalu Amira menganggukan kepala dengan cepat.
“Kalau gitu, aku hebat dong bisa curi hati seorang kapten basket? Hahahaha” Lucy tertawa dengan lepas dan Amira merespon dengan nada juteknya “Ih lo apaan sih Lucy kepedean banget deh ih sebel emang lo juga suka kan sama Adam?”
Melihat ekspresi Amira, Lucy semakin tertawa lepas. Ketika class meeting selesai, tiba waktunya libur dua pekan kedepan untuk seluruh siswa/siswi disana. Mereka berkumpul di kantin mengucapkan selamat kepada Adam dan team nya meski kalah dalam pertandingan basket kali itu.
“Selamat ya kalian!! Kalian sudah melakukan yang terbaik hehehe” Amira dan Calista memeluk Bara yang pada saat itu masih basah berkeringat “Selamat sayang”
“Jangan peluk peluk dulu ih aku masih basah. Gak suka ya” Bara menolak pelukan dari Calista. Dan Calista kemudian bete, dan ditertawai banyak anak-anak pada saat itu. Di tengah berkumpul dengan teman-temannya di kantin sekolah, Amira bertanya kepada Adam, Bara, Calista, Lucy dan Idham dimeja itu “Kalian liburan pada kemana?”
Bara menjawab “Kayaknya gua jadi jalan-jalan sama keluarga gue deh. Makanya Calista bete sama gue” dengan cengengesan dan Calista menambahkan “Enak aja, gue gak marah ya sama lo. Gak usah ngada-ngada lah” lalu mencubit Bara dengan gemas dan ditertawai anak-anak lainnya.
Amira menanyakan kepada Idham, Adam dan Lucy “Kalian kemana? Bosen nih gue, gak ada rencana” memasang wajah cemberut mengakhiri pertanyaannya.
“Ya kalau lo gak ada rencana bisa lah main-main aja kita. Gue juga gak ada rencana sih” jawab Adam dan kemudian menanyakan kepada Lucy “Kamu kemana?” semua anak melirik kepada Lucy dan ia menjawab “Gak ada rencana juga sih, sama. Tapi palingan aku sama ibu aja di rumah. Kalau kalian mau main kerumah, silahkan. Tapi rumahku gak kayak kemarin ya”
“Emang lo pindah kemana, Cy?” tanya Calista. “Gak jauh dari sekolah kok, masih di komplek yang sama” jawab Lucy. Ketika Adam melihat ekspresi wajah Lucy ia kemudian mengalihkan perbincangan, karena mengetahui alasan mengapa Lucy pindah rumah.
“Terima kasih ya, Dam udah bantuin aku keluar dari perbincangan tadi” ucap Lucy setelah berpisah dari teman-temannya.
Adam menjawab “Sama-sama. Lagian keliatan banget kali, kamu canggung banget dari muka kamu hehe” dan kemudian meraih kedua tangan Lucy, menggenggam erat dan mencium kedua tangannya. Lucy tersipu malu dan kembali canggung karena sikap Adam yang gombal terhadapnya dan begitu mengerti isi hatinya. Lucy menarik kedua tangannya dan memukul Adam manja, mereka berdua pun tertawa karena gombalan garing Adam itu.
“Beneran nanti boleh main ke rumah kamu?” tanya Adam.
“Boleh lah, siapa yang larang sih hehehe tapi aku bilang ibu dulu ya” jawab Lucy. “Memang disana mau ngapain?” tanya Adam lagi dengan ekspresi canda.
“Kita makan-makan aja kali ya? Masak-masak?”
“Boleh boleh.. ide bagus, anak-anak kan pada suka makan tuh hahaha” jawab Adam. “Perfect!” balas Lucy mengakhiri obrolan.
Setelah pengambilan rapot belajar tahun ajaran itu, mereka berkumpul di rumah baru Lucy dan merencanakan makan-makan dan masak-masak ringan ketika malam hari. Meski Bara tak dapat bergabung bersama mereka karena sudah berangkat untuk pergi bersama keluarganya, Calista ikut bergabung bersama anak-anak lainnya ke rumah Lucy. Lucy dan ibu sudah memasak ayam bakar, ikan bakar, cumi bakar, serta pasta dan beberapa minuman soda ringan untuk dinikmati bersama. Kemudian Idham tak ketinggalan membawa DVD film yang akan mereka nikmati bersama. Mereka semua menikmati malam itu dengan penuh kegembiraan karena akan menikmati 2 minggu libur dan bersiap untuk naik level di kelas berikutnya.
“Dimakan yah ayok Amira ajak teman-temannya sambil makan nih ada banyak Lucy yang masak juga” ajak ibu ke Amira dan teman-temannya yang lain.
“Lo bisa masak, Cy? Wah gak nyangka!” seru Amira.
“Yah gini-gini aja kok masaknya barengan sama ibu, dimakan ya hahaha” jawab Lucy.
Mereka lalu menikmati makanan yang sudah disiapkan Lucy dan ibunya, di ruang depan sambil berbincang, tertawa dan menyaksikan film yang dibawa Idham. Tak ketinggalan mereka juga mengabadikan momen tersebut dengan berfoto dengan kamera DSLR Sony milik Lucy untuk disimpan sebagai kenangan masa SMA nya dan akan lalu di upload di facebook dengan judul album “Passed 10th grade at school”
Ditengah-tengah mereka semua menonton film The Notebook Lucy bermain dengan kamera SLR nya dan kemudian Adam bertanya kepada Lucy “Kamu suka nonton?” tersenyum ke arah Lucy, dan ia menjawab “Aku prefer baca buku sih heheh”
Adam lalu tertunduk malu, merasa pancingannya untuk merayu gagal “Duh gak masuk nih pancingan gue” ucapnya dalam hati.
“Kenapa, Dam?” tanya Lucy menunggu jawaban dari Adam, dan Adam menjawab “Gak papa, kapan-kapan mau nonton sama aku?” Lucy mengangguk, Adam meraih tangan kanan Lucy dan menggenggamnya sambil menonton. Sungguh momen yang tak akan dilupakan oleh Lucy, mengingat dirinya tidak pernah sebelumnya mengajak seorang teman bermain kerumah. Kini ia sangat bersyukur atas semua yang sudah ia miliki, teman-teman yang baik, ibu yang menyayanginya, dan sahabat yang ada saat ia sedih maupun senang untuk saling berbagi cerita dan kisah. Amira lalu mengalihkan pandangannya ke arah Lucy dan Adam yang berada di ujung sofa, lalu tersenyum dan kembali menyaksikan film. Setelah itu, waktu tak terasa menunjukan pukul 23:10 malam dan teman-temannya Lucy izin pamit pulang ke rumah.