Ketika Tidak Berjalan Dengan Semestinya

tirmlk
Chapter #11

A Confession

Di sisi lain, Lucy terus berlari kencang dengan tangis yang terus mengalir dan berlari kencang ke tempat terakhir ia meluapkan amarahnya tahun lalu ketika ibu menceritakan rencana perceraiannya dengan ayah. Ia terduduk dibawah pohon dan menundukkan dirinya, menenangkan emosinya sampai mereda. Tahun lalu, ia ditemani Adam dan memberikan bahu untuk bersandar. Namun ketika mengingat Adam kembali, rasa sakit hatinya terasa terbelah karena dua alasan berbeda yang membuatnya semakin menangis.

Dari sisi taman, terdengar suara langkah kaki yang berjalan ke arahnya. Lucy terkejut dan takut akan suatu hal yang akan menghampirinya. Dia memegang batu besar yang berada di sebelahnya dan menyembunyikan batu itu di belakangnya untuk melindungi diri. Tak disangka-sangka bahwa langkah kaki itu adalah Adam. Lucy terkaget melihat Adam yang berada ditempat yang sama dengannya dan langsung menegurnya “Adam?” tanya Lucy.

“Hi? Apa kabar?” tanya Adam kepada Lucy dan memperhatikan Lucy yang menghapus air matanya dengan lengan panjangnya. Adam kembali bertanya “Kamu habis nangis?” dengan nada perhatian.

“Bukan urusan kamu” jawab Lucy lalu memalingkan pandangannya dari Adam. Adam mendekati Lucy dan duduk disampingnya, sama persis seperti tahun lalu ketika pertama kali Adam melihat ia menangis di tepi danau.

Adam meraih tangan kanan Lucy dan mengajaknya bersalaman sambil mengucapkan “Selamat ulang tahun ya?” dengan senyumnya yang seketika menghentikan air mata Lucy.

“Sama-sama” jawab Lucy.

“Kamu lagi ada masalah? Dihari ulang tahun?” tanya Adam lagi memandang Lucy dari arah samping. Namun Lucy tak menjawab satu kata pun untuk merespon pertanyaannya Adam, ia lalu menunduk. Adam memiringkan kepala Lucy dengan perlahan ke arah bahu kirinya, Lucy tak menolak dan melepas bebannya di bahu Adam. Memejamkan matanya, dan mulai merasa tenang dengan keberadaan Adam yang berada disana menemaninya seperti tahun lalu.

“Kalau mau nangis, lepasin aja dan jangan ditahan” ucap Adam dengan pandangan lurus menghadap danau, Lucy melirik dari ekor mata kirinya dan terdiam seperti gadis kecil yang sedang menangis kemudian terdiam ketika diberikan balloon.

“Kamu meninggalkan SMA tanpa pamit” ucap Adam lagi.

“Kenapa harus pamit?” tanya Lucy dengan nada juteknya.

“Aku kangen kamu. Kamu mantan paling berkesan buat aku” tambah Adam dengan nada sedikit bercanda.

Lucy terdiam dan kembali bertanya dengan nada jutek “Kenapa gitu?”

“Gimana nggak? Aku nembak kamu jam 11:30 dan hanya berjalan beberapa jam saja hehe” jawab Adam tersenyum mengingat kejadian itu.

“Salah kamu!” teriak Lucy yang kemudian terkaget karena reflex meneriaki Adam. Adam tersenyum mendengar teriakan Lucy dan kemudian memeluknya.

Dalam dekapanmu, adam kembali meminta maaf “Aku minta maaf atas kesalahan aku waktu itu. Semua benar-benar diluar control” ucapnya.

Lucy kemudian melepas peluknya dan menanyakan kepada Adam “Kamu jawab jujur ya? Ada hubungan apa kamu sama Amira?” tanya nya dengan penasaran.

“Huft.. jadi tahun lalu setelah MOS angkatan kalian, anak-anak angkatanku iseng ledekin aku untuk deketin Amira. Aku respon biasa aja, tapi kayaknya Amira nya kegeeran atau terbawa perasaan dan menganggap hal itu serius. Dia pernah message aku di facebook, tapi aku respon sebaik aku dengan orang lain” jelas Adam meyakinkan Lucy.

Lucy terdiam sesaat ketika mendengar perkataan Adam dan ia kembali bertanya seperti seorang wartawan “Apa dia pernah nembak kamu? Kenapa gak kamu jauhin dia aja buat nunjukin ketidak tertarikan kamu sama dia? Kenapa malah masih meladeninya di facebook?” tanya nya dengan nada memojokkan dan penuh penasaran.

Adam lalu menarik nafas dan menghela nafas perlahan untuk menyusun kalimat sebaik mungkin agar tidak salah faham untuk diterima Lucy dari pembelaannya.

“Kenapa aku masih baik sama dia? Posisi aku pada saat itu adalah kapten basket, dan amanah dari kepala sekolah adalah aku harus menjaga citra seluruh anggota pemain basket Nusa Global dan termasuk aku baik dimata siswa siswi lainnya. Makanya aku merespon dengan baik setiap pesan yang Amira kirim kepada aku. Aku juga gak balas secepat mungkin kok, dia kirim pesan siang ini aku balesnya besok malam. Dan dia tetap kesenangan” jelas Adam lagi menjawab pertanyaan Lucy.

Lihat selengkapnya