Ketika Tidak Berjalan Dengan Semestinya

tirmlk
Chapter #12

Begin again

Setelah puas meluapkan emosi dan amarahnya, Lucy kembali kerumah dan diantar Adam dengan mengendarai motornya. Setibanya dirumah, Adam menemani Lucy hingga masuk ke dalam rumah, dan bertemu lagi dengan ibu. Ibu yang pada saat itu terduduk diruang tamu menengok dan tersenyum ke arah Adam.

“Terima kasih” ucap ibu kepada Adam, Lucy kemudian berjalan perlahan ke arah Ibu dan lalu memeluknya. Mereka lagi-lagi larut dalam tangis.

Lucy meminta maaf atas kesalahannya yang dengan mudahnya meninggalkan rumah, dan dengan pemikirannya yang masih kekanak-kanakan. Ibu mengusap kepala putri nya dan menciumnya dengan penuh kasih sayang. Menghapus air matanya, lalu kembali memeluknya lagi. Adam sungguh tersentuh melihat kebersamaan Lucy dengan ibu, mereka begitu dekat dan Adam dapat merasakan kasih sayang diantara keduanya.

“Ayah sudah pulang, bu?” tanya Lucy kepada ibu.

“Sudah. Kenapa?” tanya ibu menatap putrinya. Lucy terdiam, dan lalu mengatakan “Aku mau minta maaf sama ayah”

“Kamu nanti bisa telpon ayah ya, nak. Oh ya tadi sebelum ayah pergi, dia nitip sesuatu untuk kamu” ibu pergi ke kamar dan lalu mengambil sebuah kotak yang sudah dibungkus tertuliskan

“From Daddy, to her daughter”

Lucy terdiam, lalu membuka bungkus kotak itu dengan perlahan. Setelah bungkus kado sudah dilepas, Lucy menerima kado sebuah handphone yang dibelikan ayah dan terdapat kartu ucapan yang menempel pada box handphone tersebut. Tertulis,

“Dear Lucy,

Putri ayah.. Selamat bertambah usia dan memasuki masa remaja. Satu tahun tidak bertemu denganmu dan minim komunikasi antara kita berdua. Semoga kado ini dapat memberikan ruang lebih luas untuk kita saling berkomunikasi dan bertukar cerita. Ayah sangat menyayangimu, semoga kamu suka dengan kado ini.

Love,

Ayah”


Lucy dan ibu tersenyum, tidak menyangka ayah memberikan handphone sebagai kado ulang tahunnya. Adam lalu bercandanya “Ciee ada yang punya hp baru” ucapnya dengan nada bercanda dan tawa. Lucy dan ibu ikut tertawa mendengar candaan Adam dan lalu memeluk Lucy lagi dan mengucapkan “Selamat ulang tahun ya, nak”

Hari pun berganti, Lucy menjalani aktivitasnya seperti biasa dengan menjalani homeschooling lalu Adam kembali masuk ke sekolah karena perasaan dan pikirannya sudah lega karena mendapatkan Lucy kembali. Ditambah, Lucy kini menggunakan handphone jadi mereka lebih leluasa dalam berkomunikasi. Disela-sela waktu belajar mengajarnya, Lucy mencoba menelpon nomor ayah.

*Phone calling

Namun tidak ada jawaban dari ayah. Lucy lalu mencoba menelpon lagi sampai 3 kali tapi tidak ada jawaban dari ayah.

“Apa karena ayah tidak tahu nomor ku ya makanya tidak diangkat?” gumamnya dalam hati. Lalu Lucy mencoba mengirimkan pesan untuk Ayah.

Lucy : “Selamat pagi ayah.. Ini nomor Lucy =D”

Lucy membalikkan handphone nya dan kembali fokus untuk belajar. Kemudian ayah menelfonnya, Lucy meminta izin kepada Ms Amanda untuk mengangkat telefon ayah.

Lucy : “Halo ayah?”

Ayah : “Selamat pagi, nak? Maaf tadi ayah tidak angkat telepon kamu, ayah memang jarang mengangkat telepon dari nomor yang tidak ayah kenal hahaha” ucap ayah sambil tertawa via telepon.

Lucy : “Iya yah gak apa-apa.. Yah?”

Ayah : “Iya, Cy?”

Lucy : “Terima kasih ya kadonya. Kirain ayah tetap melarang aku pakai handphone sampai aku lulus SMA”

Ayah : “Hehehe nggak kok sayang. Kamu sudah remaja, komunikasi kita juga sudah ada gap. Jadi ayah memberikan kamu handphone supaya komunikasi kita kembali lancar ya.. hehehe”

Lucy : “Iya ayah.. Yah?”

Ayah : “Iya?”

Lucy : “Maaf ya soal kemarin?”

Ayah : “Hahaha gak apa-apa. Ayah dan ibu memang belum berani memberitahu kamu alasan mengapa kami berpisah, takut akan mengganggu mental kamu selama tumbuh ke fase remaja sayang”

Mendengar ucapan ayah, Lucy menitihkan air mata namun ia menghapusnya lagi dan kembali berbincang dengan ayah.

Lucy : “Iya yah.. Tapi aku tetap minta maaf ya sama ayah?”

Ayah : “Iya iya.. Ayah juga minta maaf ya sama kamu, Cy? Ayah tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk kamu”

Lihat selengkapnya