Ketika Tidak Berjalan Dengan Semestinya

tirmlk
Chapter #14

She ended up the game

Di hari yang sama, ketika bercerita dengan ibu. Lucy mencoba menghubungi Pak Wibowo yang menawarinya untuk mengikuti perlombaan ilustrasi. Lucy memohon untuk dibantu perkenalkan lebih lanjut dari perlombaan ini, bahkan pak Wibowo bersedia untuk mengajarkan untuk memperdalam seni ilustrasi untuk Lucy. Ia meminta anak muridnya untuk mengajarinya, ia bernama Tasya. Tasya mengajarkan segala teknik dalam membuat ilustrasi dan menyampaikan pesan secara detail kepada khalayak.

Hari demi hari setiap kali menyelesaikan homeschooling, Lucy kemudian kembali berlatih dari menggunakan sketchbook hingga membuatnya menggunakan aplikasi dari laptop maupun tablet nya. Ia membuka website event perlombaan ilustrasi bertema “Get up your dream” itu dan mengisi formulir registrasi online serta mengunduh beberapa portfolio hasil tangan dan kreativitasnya. Ia berlatih siang hingga malam, 7 hari seminggu dan tidak mengenal waktu. Lalu memulai membuat beberapa karya yang akan dibawakan untuk perlombaan. Beberapa hari kemudian, ia kembali menghubungi pak Wibowo untuk meminta pendapat, ia mengirimkan beberapa karyanya dan pak Wibowo membantu dalam memilih karya yang pas sesuai dengan tema perlombaan.

Dari 11 ilustrasi yang dibuatnya, pak Wibowo memilih 3 dari hasil filter bersama rekan-rekannya. Kemudian dari 3 karya tersebut di filter lagi hingga memutuskan 1 karya dirasa cukup pantas untuk merepresentasikan diri Lucy dan tema yang diangkat dalam perlombaan. Kemudian pak Wibowo menelpon Lucy dihadapan rekan-rekan lainnya.

*Calling

Pak Wibowo : “Halo, Lucy” sapa pak Wibowo.

Lucy : “Halo pak? Bagaimana pak?” tanya Lucy.

Pak Wibowo : “Saya tertarik dengan karya kamu dengan ilustrasi seorang anak perempuan yang terdapat bintang, bulan dan matahari diatasnya. Apa makna dari ilustrasi ini?”

Lucy : “Oh itu sebenarnya adalah saya pribadi pak” jawab Lucy.

Pak Wibowo : “Iya, lalu kenapa ada bintang, bulan, dan matahari?” tanya pak Wibowo lagi.

Lucy : “Bintang melambangkan harapan, seperti layaknya bintang jatuh. Matahari memberikan semangat, dan disamping matahari ada bulan yang dimana mereka berdampingan memberikan artian gadis ini berjuang siang dan malam untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Berawal dari bintang jatuh, kemudian berjuang untuk mewujudkannya” jawab Lucy dengan sangat detail.

Pak Wibowo dan beberapa rekannya yang mendengar cukup terpukau dengan kalimat penjelasan dari Lucy, dan kemudian memutuskan untuk membawakan ilustrasi tersebut untuk dilombakan. Hari semakin dekat sampai tibanya perlombaan, yang digelar di sebuah pusat kebudayaan di Jakarta Pusat. Perlombaan pun segera dimulai pada tanggal yang telah ditetapkan, dengan menunjukan hasil karya yang sudah di jagokan dan pantas mengikuti perlombaan, ketika para juri mendatangi Lucy dan menanyakan makna dari ilustrasinya, ia menjelaskan dengan sangat detail sesuai dengan penjelasannya kepada pak Wibowo melalui telefon beberapa hari lalu.

Beberapa juri terkesan mendengar penjelasan Lucy, dan melanjutkan penilaian kepada kandidat lainnya. Setelah menunjukkan hasil karya nya untuk dinilai oleh para juri, tiba saatnya hasil penilaian. Rasa takut dan gembira berkumpul menjadi satu dalam diri Lucy, ia menggenggam erat tangan ibu dan terasa seperti menggenggam sebongkah es yang sangat dingin. Tangannya begitu dingin karena terlalu khawatir akan hasil yang dibacakan.

Para juri masing-masing menyebutkan nama dari 4 orang illustrator yang menurut mereka berhak dan pantas untuk menjadi 4 besar dalam perlombaan ini, dan mereka mulai menyebutkan satu per satu nama untuk berurutan menyandang pemenang perlombaan mulai dari Juara Harapan 1, Juara 3, Juara 2, dan Juara 1. Nama Lucy masuk dalam 4 besar yang disebutkan oleh para juri dan 3 kandidat lainnya. Ketika mereka menyebutkan nama Lucy, mereka memberikan predikat runner up baginya. Ibu tersenyum dan bersyukur dengan juara runner up yang disandang putrinya, namun tidak bagi Lucy yang menginginkan menyandang juara pertama. Pergi ke Paris, itulah alasan terbesar yang membuatnya ambisius untuk memenangkan perlombaan. Lucy tetap memasang wajah ceria dan senyumnya yang manis di hadapan pendukung dan kandidat lainnya. Lucy menerima piagam serta hadiah uang tunai Rp 10.000.000,00 untuk juara kedua.

Setelah menyelesaikan perlombaan, Lucy bertemu dengan pak Wibowo dari kursi pendukung.

“Maaf ya pak, saya tidak bisa mendapatkan juara pertama seperti harapan saya dan bapak” ucap Lucy dengan senyum.

“Iya tidak apa-apa, seperti yang saya ucapkan dari awal jadikan ini sebagai pengalaman kamuy a” jawab pak Wibowo, kemudian Lucy membalas dengan tersenyum.

“Kalau ada perlombaan seperti ini lagi, langsung kamu daftar ya! Jangan ditunda-tunda” tambah pak Wibowo.

“Pasti pak!” jawab Lucy dengan mata yang berbinar dan senyum yang ikhlas menerima posisinya menjadi Runner up dalam perlombaan pertamanya.

Kemudian ibu dan Lucy kembali kerumah dengan menaiki taksi. Sesampainya mereka di rumah, Adam sudah menunggu Lucy didepan rumah duduk diatas motornya di bawah langit sore. Lucy membuang pandangannya dari Adam, namun ibu memintanya untuk menemui Adam dan menyelesaikan permasalahan mereka berdua agar lebih jelas dan tidak sepihak seperti yang Lucy lakukan.

Lihat selengkapnya