Ketika Tidak Berjalan Dengan Semestinya

tirmlk
Chapter #15

She peace with her past and face her future

Tiba-tiba ditengah kebahagiaannya melihat hasil kelulusannya itu, pikirannya terhenti ketika mengingat Amira yang seharusnya sama-sama dengannya lulus SMA ditahun yang sama. Tak ingin memikirkan hal yang menurutnya memberikan hal baik, ia pun menghapus pikiran itu. Namun tanpa disangka, ketika sore hari tiba ada tamu yang mengetuk pintu rumahnya. Lucy berjalan ke arah pintu sambil berkata “Sebentar” dan ketika membuka pintu, ia terkejut dengan kedatangan Amira kerumahnya pada sore itu.

“Amira?” Tanya Lucy.

“Hi Lucy?” tanya Amira dengan senyum yang seperti menahan malu.

“Kamu ngapain kesini?” tanya Lucy lagi.

“Sebenarnya gue udah lama ingin kesini, tapi selalu takut lo gak akan nerima gue. Jadi gue memberanikan diri untuk kesini pada hari ini” jawab Amira dengan senyum kepada Lucy.

Sejujurnya Lucy merasakan rindu ketika mengingat kebersamaan mereka di SMA Nusa Global lalu. Namun pada saat itu ia begitu kekanak-kanakan dan tidak ingin bertemu dengan Amira karena peristiwa yang terjadi dirumah Dion pada beberapa tahun lalu.

“Iya, hari ini kamu sudah kerumah ku kok” jawab Lucy membalas senyum Amira.

“Gue mau minta maaf atas kekhilafan sama Adam dirumah Dion kemarin. Sebelum terlalu lama, dan mumpung gue masih di Jakarta” lanjut Amira.

“Emang kamu mau kemana, Mir?” tanya Lucy.

“Gue diterima di UGM, Yogyakarta, Cy” jawab Amira dengan senyum.

Lucy lalu tersenyum Bahagia dan memberikan ucapan selamat kepada Amira “Selamat ya Amira! Sukses kamu disana” lalu memeluk Amira dan Amira tersenyum dengan pelukan yang diberikan Lucy.

Secara langsung, dengan pelukan itu Lucy memang maafkan Amira dan kini tidak ada lagi dendam dari diri Lucy kepada Amira maupun Adam. Mereka kini kembali berhubungan baik, meski masih terasa canggung dalam berbincang satu sama lain. Sebelum Amira berangkan ke kota Yogyakarta, mereka masih sering bermain bersama. Amira selalu mengunjungi Lucy dirumahnya dan kembali berbincangan hangat bersama ibu.

Ditengah kebersamaan Amira bersama Lucy dan ibunya, handphone Lucy berbunyi notifikasi email. Lucy terhenti sesaat, meraih handphone yang ada di ujung sofa dan membacanya dengan mata melotot dan ekspresi kaget. Ibu dan Amira heran dan bingung melihat ekspresi Lucy.

“Kamu kenapa?” tanya ibu panik.

Lucy terdiam dan memejamkan mata. Amira melirik kearah Lucy dan ikut bertanya “Cy, kamu gak apa-apa kan?” dengan nada terdengar khawatir.

Setelah membuka matanya, Lucy menjawab “Aku lolos seleksi Administrasi di Paris College of Art” kemudian ia menitikkan air mata Bahagia menerima email tersebut.

Dan suasana pun berubah menjadi sangat riuh mendengar kabar yang sangat membahagiakan mereka. Amira berteriak dengan histeris dan ibu yang mengucap syukur secara perlahan yang terlihat dari gerak bibirnya. Lucy merasa sangat Bahagia dengan keberadaan dirinya ditengah orang-orang yang menyayanginya. Selangkah lagi untuk mendapatkan beasiswa di Paris, ia terjadwal untuk interview via Skype pada bulan Juni 2013. Mempersiapkan diri untuk memenuhi interview yang akan menjadi akhir dari proses penerimaan beasiswa ini ia melatih bahasa Prancisnya dengan sebaik mungkin.

Lihat selengkapnya