Qiandra terus saja berontak, mendorong dada Exal agar tidak menciumnya.
Exal melepaskan ciumannya, matanya begitu penuh dengan kobaran api yang memanas dalam dirinya, karena terlalu terbawa hanyut akan nafsunya yang begitu menginginkan Qiandra.
" Brengsek! Lo jangan macem-macem sama gue sialan!" Bentak Qiandra dengan marah.
" Balas ciuman gue." Hanya itulah kata-kata yang keluar dari mulut Exal.
" Gue gak akan pernah d untuk membalasnya, lo udah cari kesempatan dalam kesempitan. Bisa-bisa lo cium gue disaat gue tidur." Kata Qiandra sambil melihat ke arah tubuh nya yang masih lengkap dengan pakaian.
Walaupun tubuh nya telah tertindih oleh Exal yang sedang mengurung tubuhnya.
" Balas ciuman gue, atau gue bakalan lakuin lebih dari ini."
Belum sempat Qiandra membalas perkataan Exa. Laki-laki itu sudah kembali mencium nya dengan begitu beringas.
Entah kenapa pagi ini membuat Exal begitu menginginkan Qiandra, bahkan lebih dari sekedar ciuman.
Dari dulu sampai saat ini Exal tidak pernah menyentuh Qiandra lebih dari ciuman, tapi hari ini Exal berusaha untuk tidak melakukan yang tidak-tidak padanya dan hanya meminta Qiandra untuk membalas ciuman nya saja.
Qiandra melihat Exal yang sedang menunggu nya membalas ciuman itu, akhirnya Qiandra pun membalas ciumannya dengan penuh perasaan.
Mereka berdua saling melepaskan perasaan rindu yang terpendam selama ini, melalui ciuman itu tanpa melakukan apapun lagi.
Exal melepaskan bibir Qiandra, kedua nya bernafas dengan terengah-engah untuk meraup oksigen dengan kening yang menyatu.
Setelah beberapa saat Exal kembali mencium Qiandra di kening nya.
mata Qiandra dan juga Exal secara bersamaan menutup.
Setelah selesai mencium Qiandra Exal segera bangkit dari atas tubuh Qiandra untuk beranjak turun dari atas ranjang dengan kaki nya masih terasa sakit, bahkan sekarang terlihat bengkak. Namun saat sedang mencium Qiandra rasa sakit itu mendadak hilang.
" Shhhh…" Exal menahan rasa sakit itu saat menginjakkan kaki nya untuk menuju toilet.
Qiandra yang melihat Exal kesakitan membuat nya tak bisa menahan diri untuk bangkit dari atas ranjang dan menolong laki-laki itu.
Qiandra dengan cepat mengangkat tangan Exal dan mengalungkan nya di pundak nya, lalu tangannya dilingkarkan di pinggang Exal.
Exal tersenyum senang di dalam hatinya tanpa memperlihatkan kebahagiaannya itu, melihat Qiandra mau membantunya.
Qiandra mengantarkan Exal sampai ke dalam toilet.
"Kalau sudah selesai, panggil gue." Ucap Qiandra sambil berjalan keluar untuk menunggu Exal di balik pintu kamar mandi.
Senyum Exal mengembang saat Qiandra telah keluar.
Exal menatap dirinya di pantulan cermin.
Beberapa saat kemudian Exal keluar dari kamar mandi setelah memanggil Qiandra.
Qiandra mendudukkan Exal di atas ranjangnya.
" Exal, gue harus pergi ke sekolah. Mana kunci motor gue?" tanya Qiandra karena ia hanya menemukan ponsel milik nya saja di atas ranjang.
" Qia, lo yakin mau berangkat sekolah?" Tanya Exal