"Masukin bajunya." Titah Qiandra pada salah murid, lalu kembali mengecek beberapa murid lain nya sampai segerombolan motor masuk bersamaan untuk memarkirkan motornya.
Qiandra hanya melihat sekilas dan kembali fokus pada murid lainnya.
"Mei-mei, lo ajak osis lain nya cek mereka, biar gue cek yang di sini." Titah Qiandra pada wakilnya.
Tetapi di saat para osis lain nya ingin mengecek gerombolan geng EXALTO, mereka malah melewati nya begitu saja dan memilih menghampiri Qiandra.
Qiandra menoleh ke arah parkiran, dimana Exal sedang melihat ke arah nya sambil berjalan menuju ke arah nya.
jantung Qiandra lagi-lagi berdetak kencang kembali mengingat kebersamaan mereka kemarin, tetapi hari ini Qiandra berniat untuk menjauh dari Exal.
Dia tidak ingin merasakan sesak di dadanya kembali terulang.
Jadi mulai hari ini, dia tidak ingin terlalu dekat dengan harapan yang akan kembali membuatnya terjatuh, karena luka lama belum juga sepenuhnya pulih.
"Nindi, bisa tolongin cek mereka. Aku mau ke toilet dulu." bohong Qiandra sambil berlari menuju arah toilet.
Exal hanya melihat punggung Qiandra yang mulai menjauh dari nya.
Qiandra dengan nafas terengah-engah berdiri di depan wastafel kamar mandi, melihat wajah nya yang telah dibanjiri keringat.
Segera mencuci wajah nya, saat hendak mengambil tisu untuk mengelap wajah nya, seseorang telah memberikan nya lebih dulu.
Qiandra terdiam lalu melihat ke arah pantulan cermin yang ternyata di samping nya itu sudah ada Exal yang sedang memegang tisu yang belum diambil Qiandra.
Qiandra segera melihat ke arah menoleh ke sampingnya dan terkejut mendapati Exal yang berada di dalam toilet perempuan.
"Exal! Lo ngapain di sini?" tanya Qiandra dengan mata yang melihat ke sana kemari, mencoba untuk mengecek kamar mandi, takut ada orang yang melihat mereka berdua di dalam.
" Kenapa lo jauhi gue?" Tanya Exal dengan mata tajam yang begitu menusuk pada Qiandra yang sama sekali tidak peduli dengan tatapan yang di layangkan Exal pada nya.
Dia hanya khawatir ada orang yang masuk kedalam toilet dan mengira mereka yang tidak-tidak, karena berada di dalam kamar mandir berdua. Apalagi Qiandra adalah ketua osis di sekolah, hal seperti ini bukanlah contoh yang baik dan akan mencoreng nama baiknya sebagai ketos.
"Apaan sih! gak jelas lo. Cepet pergi dari sini… nanti di kira yang aneh-aneh lagi." ketus Qiandra
" Gue gak akan pergi, kalau lo belum jawab pertanyaan gue. Kenapa lo menghindar dari gue." tanya Exal dengan tangan nya yang kini mulai menarik dagu Qiandra untuk melihat ke arah nya.
"Gue, gak ngehindar dari siapapun, kecuali lo yang harus dihindari upsss…" Qiandra langsung menutup mulutnya karena keceplosan.
Qiandra melihat ke arah Exal yang menatapnya begitu tajam, setelah mendengar perkataan yang diucapkan olehnya.
"Jadi, lo mau menghindar dari gue lagi." Exal mulai melangkah mendekat Qiandra.
"Iya… kenapa? Gak suka… lagian kita ini udah gak ada hubungan apapun lagi. Jadi gue harap lo gak usah ganggu gue lagi. Oke!"
Bukan nya sebuah jawab yang harus diterima oleh Qiandra. Ia malah mendapatkan ciuman yang begitu tergesa-gesa.
Qiandra tersentak dengan ulah Exal yang tiba-tiba Menciumnya.
Exal mencium Qiandra sambil memegang tengkuk leher nya dan pinggang nya, lalu mendorong gadis itu masuk ke dalam bilik kamar mandi, menekan tubuh Qiandra pada bagian tembok kamar mandi.