Beberapa menit setelah sampai Tommy menggendong Exal di belakang nya, menuju Qiandra yang sudah menunggu dengan motor nya.
"Gue salah pake kendaraan." Keluh Qiandra yang malah membawa motor nya seharusnya dia membawa mobil.
" Gue kira lo pake mobil, jadi bisa nitip beberapa mayat di dalam." Ucap Tommy, membuat Qiandra terkekeh dengan ulahnya yang menyebut teman-teman nya seperti mayat.
" Terus ini gimana bawanya." Tanya Qiandra yang kebingungan karena Exal terlihat begitu mabuk. Bahkan saat di naikin ke atas motor nya oleh Tommy, Exal hampir saja terjatuh karena tangannya tidak mau memeluk pinggang nya.
" Kalo gitu gue pesen taksi online dulu deh! Daripada ribet mending naik mobil. Gue titip motor aja disini." Ucap Qiandra
"Boleh juga ide lo." Tommy menyetujui apa yang dikatakan Qiandra.
Tak butuh waktu lama mobil online pesanan Qiandra telah sampai.
Tommy segera memasukkan Exal bersama Qiandra.
" Qiandra, sorry ya… gue repotin lo." Kata Tommy ketika Qiandra telah duduk di samping Exal di dalam mobil.
" Bukan lo yang ngerepotin, tapi anak ini. Kalo gitu gue cabut dulu ya…" ucap Qiandra pada Exal yang bersandar pada pundak Qiandra.
Tommy menganggukkan kepalanya.
" Jalan pak!" Ucap Tommy pada Sang supir
Mobil itu segera melaju dengan kecepatan sedang.
Qiandra hanya diam dan hanya bisa merasakan nafasnya yang terasa sesak akibat bau alkohol yang menyeruak pada hidung nya.
Ia pun menoleh pada luar jendela agar bisa menghirup udara dari luar.
Pluk!
Exal tiba-tiba tertidur di paha Qiandra.
Sontak membuat Qiandra terkejut dengan ulah Exal yang kini tertidur di pahanya.
Qiandra menghela nafasnya dan melihat wajah tampan Exal.
Tangan nya tergerak ingin mengelus rambut Exal, sampai akhirnya Qiandra berhasil mengelus rambut Exal dengan wajahnya yang menatap ke arah luar jendela.
Banyak hal yang Qiandra pikirkan tentang perasaan nya yang ternyata sangat sulit untuk bisa melupakan kenangan yang terus menghantui pikiran dan hati nya.