Ketukan hati yang tak berbisik

Leonora_Yue
Chapter #1

Bab 1

Suasana ditempat kerja pagi ini sangat menyibukkan. Para harian sibuk membersihkan area kerja. Ada yang merapikan meja, ada yang menjaga ambri untuk mengetahui jumlah pekerja, ada yang sibuk di depan komputer mempersiapkan cadongan, ada juga yang menyapu, membuang sampah serta mengambil lem. Ya, itulah tugas para harian di sebuah pabrik rokok yang berada di Kota Malang.

Ayudia Larasati berusia 21 tahun bekerja di pabrik rokok X sebagai harian. Ia baru saja bergabung sekitar 3 bulan lamanya. Adapun beberapa bagian wilayah yang ada di pabrik, seperti wilayah gudang tembakau, giling, _packing_ (verpack), _Quality control_ (QC) , bandrol, warehouse, ekspedisi serta kantor data. Sedangkan tempat Ayudia bekerja ada di wilayah giling.

Mayoritas pekerja di pabrik rokok tersebut adalah perempuan. Mereka bekerja di bagian produksi giling (pembuat rokok), ada pula yang bekerja di bagian packing (verpack). Rata-rata dari mereka adalah ibu rumah tangga yang sudah menikah berusia 30 tahun ke atas. Namun ada pula yang muda sekitar 20 tahun ke atas. Sedikit sekali di temukan pekerja laki-laki. Biasanya laki-laki di tempatkan di bagian tembakau, harian, warehouse, ekspedisi ataupun mandor.

Di wilayah giling, pekerjaan Ayudia adalah memberi garapan kepada pekerja giling (jumlah rokok yang mampu di kerjakan oleh seorang pekerja dalam waktu sehari), menyediakan ambri dan tembakau, mengontrol hasil rokok para pekerja giling serta menyortir rokok yang terlalu banyak _reject._

Ayudia adalah anak sulung dari dua bersaudara. Ayahnya seorang pensiunan satpam di salah satu universitas di malang, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Adik Ayudia seorang laki-laki berusia 16 tahun, bernama Ramadhan biasa di panggil Rama.

Hari ini Ayudia mendapat giliran masuk _shift_ pagi pukul 05.00 WIB. Ia harus berangkat dari rumah sekitar pukul 04.15 WIB. Ayah Ayudia yang selalu setia mengantarnya berangkat bekerja menggunakan motor, sedangkan sepulang bekerja Ayudia biasa naik angkutan umum.

Setelah tiba di area pabrik, segera ia menuju loker memakai rompi serta topi kebangsaan harian, meskipun sudah berkerudung. Di lihatnya ruang loker begitu sepi, tak ada penghuni sama sekali. Ayudia bergegas pergi menuju wilayah area giling tempatnya bekerja.

"Ayu... Tunggu aku sebentar!" teriak seseorang dari arah belakang.

Reflek Ayudia menoleh ke arah belakang, "Iya, buruan Mbak!" di lihatnya Denok yang baru saja tiba dan memasuki loker.

Ayudia memutuskan menunggu di tempat ia berhenti tak jauh dari loker. Beberapa menit kemudian muncul Denok sambil berlari kecil ke arahnya.

"Huft, akhirnya... Ayok lanjut." ajak Denok sambil mengatur nafas yang ngos-ngosan menghampiri Ayudia.

"Lagian, siapa suruh lari-lari Mbak. Jadi ngos-ngosan begini kan?"

"Nggak papa Nduk, anggap saja olahraga pagi. Kasihan kamu kalau harus menunggu lama."

"Nggak lah Mbak, jalanan ssepi begini. Mending aku nungguin kamu lah meskipun lama wkwkw..."

Reflek Denok menjewer telinga Ayudia sekenanya, Ayudia hanya meringis berpura-pura kesakitan sambil berjalan menuju tempat mereka bekerja. Setibanya di area giling, mereka berdua melihat Bu Prapti, Affan dan Isnu sedang sibuk membersihkan area. Ayudia dan Denok memilih membuang sampah sambil menunggu pembuatan lem di area _kolotan_ (istilah tempat pembuatan lem).

Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 WIB, di mana para ibu pekerja giling akan memasuki wilayah pabrik. Mereka saling bergerombol memasuki gerbang, kemudian mengambil ambri yang telah di sediakan di meja lalu segera menuju gudang tembakau untuk mengambil satu kaleng tembakau. Setelah memastikan semua pekerja memasuki ruangan, Ayudia segera mengambil sisa ambri yang di sediakan untuk menghitung jumlah pekerja. Sedangkan harian yang lainnya sibuk membersihkan tembakau yang tercecer di lantai. Setelahnya Ayudia, Denok, Bu Prapti, Affan dan Isnu pergi menuju kelompok area masing-masing. Mereka mulai berkeliling mengontrol hasil rokok para ibu giling. Dalam kesempatan seperti ini, tidak jarang harian beserta ibu giling saling bercengkrama dan bersenda gurau.

"Pacarmu anak mana Yu?" tanya salah satu ibu giling kepada Ayudia sambil menggiling rokoknya.

"Saya belum punya pacar Bu, alias masih jomblo hehe..."

"Loh, masa iya, cantik-cantik begini belum punya pacar?"

"Belum Bu, doakan saja biar secepatnya di ketemukan dengan jodohnya ya?" jawab Ayudia sekenanya, karena ia sudah terlalu sering di tanya hal serupa oleh para ibu giling yang lainnya.

Lihat selengkapnya